Pemerintah masih terus menggodok skema penyaluran subsidi BBM dan listrik agar lebih tepat sasaran.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah sedang menyiapkan tiga opsi skema penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Bahlil menyebut Presiden Prabowo Subianto telah membentuk tim khusus yang bertugas merumuskan formulasi untuk penyaluran subsidi energi tepat sasaran. Tim yang dipimpin oleh Kementerian ESDM itu, kata Bahlil, sudah melakukan dua kali rapat koordinasi.
Tiga opsi yang akan dipertimbangkan kembali itu adalah;.
Opsi pertama, mengalihkan seluruh subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Opsi kedua mempertahankan subsidi BBM untuk fasilitas umum dan angkutan umum, namun mengalihkan subsidi untuk masyarakat menjadi BLT.
Opi ketiga, menaikkan harga BBM subsidi.
Bahlil menegaskan, untuk opsi pertama, akan membuat rumah sakit, sekolah, gereja, masjid, UMKM, dan transportasi umum yang selama ini menerima subsidi tidak lagi menerima subsidi. Untuk opsi kedua, dilakukan untuk menahan laju inflasi. Sementara sebagian besar subsidi untuk masyarakat dialihkan ke dalam bentuk BLT.
"Namun, hari ini saya belum bisa menjelaskan secara detail karena masih dalam pembahasan," ucap Bahlil dalam rapat tersebut dikutip Jumat 15 November 2024.
Sedangkan opsi ketiga dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi.
Bahlil menyatakan sekitar 20-30 persen subsidi energi selama ini berpotensi dinikmati oleh kelompok yang tidak termasuk kategori masyarakat miskin atau rentan.
Ia mengungkapkan, subsidi 2024 sebesar Rp435 triliun ditengarai masih belum sepenuhnya tepat sasaran.
Untuk itu pemerintah masih terus mengkaji berbagai opsi agar penyaluran subsidi menjadi lebih tepat sasaran.