Berita

Ilustrasi pesawat milik Garuda Indonesia/Net

Bisnis

Kinerja Keuangan Buruk, Garuda Indonesia Tak Ikut Dikelola Danantara

KAMIS, 14 NOVEMBER 2024 | 18:27 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia yang belum optimal diduga menjadi salah satu penyebab maskapai penerbangan milik negara tersebut tidak tergabung ke dalam rencana superholding BUMN, Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

Ekonom Paramadina, Wijayanto Samirin menyebut, Danantara hanya akan mengelola BUMN dengan aset jumbo dan kinerja keuangan yang positif. 

"Danantara idealnya hanya diisi oleh perusahaan-perusahaan sehat yang sudah selesai direstrukturisasi oleh Kementerian BUMN," kata Wijayanto kepada RMOL pada Kamis 14 November 2024.


Sementara berdasarkan laporan keuangan, Garuda Indonesia memiliki kerugian sebesar Rp1,6 triliun pada Semester I 2024. Kondisi ini diyakini menjadi salah satu alasan mengapa maskapai tersebut belum masuk dalam superholding Danantara.

"Kondisi keuangan Garuda masih buruk dan perlu restrukturisasi masif," tegasnya.

Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto menambahkan, Danantara akan fokus pada pengelolaan BUMN yang mayoritas dimiliki pemerintah. 

Sedangkan Garuda memiliki komposisi kepemilikan saham dengan porsi pemerintah sebesar 64,54 persen, publik 27,46 persen, dan PT Trans Airways milik konglomerat Chairul Tanjung sebesar 8 persen.

"Danantara ini manajemen superholding untuk BUMN dan Investasi Negara lainya yang non-APBN. Jadi sebagai superholding tentu di awal kerja akan melihat mana BUMN yang berpotensi untuk dikonsolidasikan. Walaupun ke depannya tentu akan dikonsolidasi semua," jelas Suroto. 

Suroto memprediksi, ke depannya Garuda bersama BUMN lainnya juga akan dikelola oleh Danantara. Namun kepemilikan saham perseroan itu harus didilusi lebih dulu, agar sesuai dengan strategi konsolidasi yang direncanakan

"Saya menduga dengan beban Garuda yang ada saat ini dan pergerakan kinerjanya kemungkinan akan didilusi sahamnya," pungkasnya.

BPI Danantara direncanakan mengelola aset-aset milik BUMN dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Tujuh perusahaan pelat merah itu adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, PT PLN, PT Pertamina, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Telkom Indonesia Tbk, dan MIND ID.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya