Berita

Anggota DPR RI Fraksi PKS Riyono/Net

Politik

Apresiasi Kerja Sama Blue Economy Indonesia-China, Fraksi PKS Ungkap Prospek Kebangkitan Ekonomi

SELASA, 12 NOVEMBER 2024 | 09:15 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Lawatan Presiden Prabowo Subianto ke China yang menghasilkan kerja sama bilateral Blue Economy disambut baik oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Anggota DPR RI Fraksi PKS Riyono berpandangan bahwa kerja sama tersebut bisa menjadi prospek kebangkitan ekonomi dari sektor maritim. 

Pasalnya, kerja sama Blue Economy meliputi perikanan tangkap, budidaya, pengolahan, biofarmasi, pelabuhan ikan, industri perkapalan dan tentu teknologi perikanan kelautan. 

“Kerja sama blue economy ini bagus untuk mengoptimalkan potensi perikanan kelautan Indonesia. Nilainya bisa 2000 Triliun lebih sektor kelautan perikanan jika dioptimalkan betul,” kata Riyono dalam keterangannya, Selasa, 12 November 2024. 

Anggota Komisi IV DPR RI ini mengurai bahwa nilai perikanan tangkap di Natuna sekitar 740.000 ton yang siap dieksploitasi untuk kepentingan kesejahteraan nelayan dan tentu bagi Indonesia. Ada pula potensi di Zona  yang sampai saat ini nelayan Indonesia belum mampu mengeksplorasinya. 

Menurutnya, prinsip kerja sama ini harus win win solution dan berkeadilan bagi Indonesia. 

“Apa syaratnya? Pertama, China tidak boleh melanggar berbagai ketentuan hukum laut Internasional yang dimiliki oleh Indonesia, salah satunya terkait nine desh line,” ujarnya. 

Kedua, adanya investasi yang menguntungkan bagi Indonesia. Misal membangun pabrik di sentra perikanan tangkap yang dikelola, kerja sama dengan nelayan atau koperasi dan BUMN untuk kepentingan nasional. 

Ketiga, fokus kepada pendampingan nelayan dan masyarakat pesisir melalui teknologi perikanan tangkap yang mampu menghasilkan kesejahteraan bagi nelayan lokal. 

Blue economy mensyaratkan adanya kesejahteraan yang berkelanjutan, sektor perikanan dan kelautan Indonesia bisa menjadi pengungkit ekonomi nasional yang ditarget 8 persen.

“Jika tiga syarat di atas bisa dipenuhi oleh China maka kerjasama ini bisa dilanjutkan, namun jika China mau memaksakan kepentingannya di Laut Natuna Utara dengan konsep Nine Desh Line saran saya batalkan saja,” demikian Riyono.

Populer

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Protes Aturan Hijab, Mahasiswi Iran Nekat Bugil di Depan Kampus

Minggu, 03 November 2024 | 16:18

Haikal Hasan Diminta Cek Joget Sadbor: Halal Nggak?

Minggu, 03 November 2024 | 10:41

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

Ibu Wapres Selvi Buka Bazar Amal Women's International Club 2024

Rabu, 13 November 2024 | 11:57

Bappenas Ungkap Mayoritas Target Pemerintahan Jokowi Tak Tercapai

Rabu, 13 November 2024 | 11:56

Ajakan Presiden Prabowo untuk Swasembada Energi Harus Dikawal

Rabu, 13 November 2024 | 11:43

Meski Status Tersangka Gugur, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Tetap akan Dipanggil KPK

Rabu, 13 November 2024 | 11:35

KPK Buka Peluang Kembali Tersangkakan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor

Rabu, 13 November 2024 | 11:30

Majelis Masyayikh Tingkatkan Mutu Pesantren di Era Digital

Rabu, 13 November 2024 | 11:21

Bitcoin Terbang Tinggi, Satu Keping Dibanderol Hampir Rp1,4 Miliar

Rabu, 13 November 2024 | 11:15

Sesalkan Sikap KPK di Kasus Sahbirin Noor, DPR: Katanya Berani Jujur Hebat?

Rabu, 13 November 2024 | 10:26

Bobrok, Pimpinan KPK Sekarang Tak Pantas Dipilih Lagi

Rabu, 13 November 2024 | 10:20

Menko Pangan Terima Kunjungan Pertani HKTI

Rabu, 13 November 2024 | 10:10

Selengkapnya