Berita

Petani menjemur tembakau rajangan di Desa Jatihadi/RMOLJateng

Bisnis

Terdampak Cuaca Panas, Produksi Tembakau di Rembang Turun

MINGGU, 10 NOVEMBER 2024 | 02:56 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Memasuki Minggu kedua November 2024, panen raya tembakau di Rembang hampir berakhir. Jika masih ada aktivitas jual beli, seperti di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, volumenya pun kecil. 

Menariknya, kendati sejumlah petani yang berhasil ditemui RMOLJateng, baik dari Desa Polbayem dan Jatihadi, Kecamatan Sumber, Desa Kunir dan Glebeg, Kecamatan Sulang serta Desa Kuangsan, Kecamatan Kaliori mengaku, dari sisi harga, tahun ini masih cukup tinggi seperti tahun lalu namun dari sisi produksi, tahun ini menurun dibanding tahun lalu. 

Selain faktor cuaca yang lebih panas, penurunan produksi ini juga disebabkan oleh varietas tembakau yang ditanam tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu masih dengan varietas Srumpung, tahun ini beralih ke varietas Nori.


Dari hasil penelusuran RMOLJateng di lapangan, harga tembakau berkisar antara Rp42.000 per kg sampai Rp45.000 per kg. Bahkan ada yang sempat mencapai Rp50.000 per kg. 

"Pergantian varietas ini sesuai anjuran atau permintaan dari PT Sadana, selaku perusahaan mitra petani tembakau. Sebenarnya hasilnya bagus jenis Srumpung, namun karena pergantian ini permintaan dari PT Sadana, maka kami mengikuti," ujar Mbah Sam, petani asal Desa Jatihadi, Sogir dari Kuangsan, Dulatif (Kunir) dan Sumardi dari Desa Polbayem.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dintanpan) Rembang, Cipto Karyo saat dikonfirmasi RMOLJateng, Sabtu, 9 November 2024, menyatakan luas lahan tanaman tembakau di Rembang tahun ini sekitar 7.200 hektare dan tersebar di 12 kecamatan.

Sedangkan produksinya rata-rata 1,5 ton per hektare. Sehingga produksi tembakau di Rembang tahun ini sekitar 10.800 ton. 

"Produksi tembakau tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Tahun lalu rata-rata satu hektare bisa mencapai 2 ton per hektare. Penyebabnya faktor cuaca dan varietas yang ditanam beda," terang Cipto.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya