Berita

Ilustrasi/Reuters

Bisnis

Minat Konsumen Indonesia Turun, Keuntungan Coca-Cola Terguncang

RABU, 06 NOVEMBER 2024 | 11:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menurunnya permintaan dari Eropa dan melemahnya penjualan di Indonesia, telah membawa kerugian bagi salah satu produsen minuman ringan terbesar di dunia, Coca-Cola.

Coca-Cola Europacific Partners, unit pembotolan Coca-Cola, bahkan telah menurunkan perkiraan penjualan tahunannya. 

Dikutip dari Reuters, Rabu 6 November 2024 meskipun permintaan minuman bersoda tetap kuat, pelanggan dari kelompok berpendapatan rendah menjadi lebih berhati-hati dan memilih makan di rumah daripada makan di luar, sehingga merugikan volume Coca-Cola Europacific Partners.


Perusahaan ini mengemas Coca-Cola, Fanta, Sprite, dan Monster untuk Eropa Barat, Australia, dan Selandia Baru. Mereka juga menjual minuman tersebut ke jaringan makanan cepat saji termasuk McDonald's dan pemilik KFC, Yum Brands, sebagai bagian dari makanan kombo.

Namun, di Eropa, volume penjualan turun 1,4 persen pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan penurunan 4 persen pada kuartal sebelumnya. Penurunan yang lebih kecil ini disebabkan oleh peningkatan belanja konsumen di festival musik dan acara olahraga seperti Kejuaraan Sepak Bola Euro 2024 dan Olimpiade Paris.

Sementara volume di Asia Tenggara dipengaruhi oleh melemahnya permintaan konsumen Indonesia, yang terutama timbul akibat boikot merek multinasional sebagai respons terhadap krisis di Timur Tengah.

Pendapatan perusahaan yang disesuaikan naik 2,4 persen menjadi 5,36 miliar Euro (Rp92 Triliun) pada kuartal ketiga. Volume yang sebanding secara keseluruhan naik 19,1 persen, sementara pendapatan per unit kasus adalah 5,32 Euro.

Pada bulan Oktober 2024, Coca-Cola memperkirakan penjualan tahunannya tumbuh 10 persen karena meningkatnya permintaan untuk soda dan jus berharga mahal di AS membantunya membukukan kenaikan mengejutkan dalam penjualan kuartal ketiga.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya