Warga AS mengantre di TPS Smyrna, Georgia, 5 November 2024/AFP
Hari pemilihan presiden telah datang. Warga Amerika Serikat terlihat berduyun-duyun ke tempat pemungutan suara sejak pagi-pagi sekali di Selasa 5 November 2024 waktu setempat.
Dikutip dari AFP, tempat pemungutan suara dibuka di beberapa negara bagian sejak pukul 6 pagi, sementara lebih dari 82 juta orang telah memberikan suara lebih awal.
Semua mata tertuju pada tujuh negara bagian medan pertempuran: Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin, yang kemungkinan akan menentukan pemenang.
Semua mata, orang Amerika – bersama dengan begitu banyak orang di seluruh dunia – akan berkumpul di sekitar televisi dan layar ponsel mereka untuk mengetahui siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya: Kamala Harris atau Donald Trump.
Namun, apa pun hasilnya, pemilihan presiden AS kali ini akan melahirkan hasil yang bersejarah.
Jika Harris menang, dia akan mengukir sejarah, menjadi wanita pertama, orang Asia Amerika pertama, dan wanita kulit hitam pertama yang memenangkan kursi kepresidenan.
Kemenangan Trump juga akan menjadi bersejarah: Dia akan bergabung dengan Grover Cleveland sebagai satu-satunya presiden yang menjabat tidak berturut-turut. Dia akan melakukannya setelah menjadi satu-satunya presiden yang pernah dimakzulkan dua kali, dan satu-satunya mantan presiden yang pernah dihukum karena kejahatan berat.
Seauh ini, persaingan ketat antara Harris dan Trump telah memperlebar kesenjangan gender yang telah lama menjadi ciri pemilihan presiden AS, dengan pria dan wanita seringkali memberikan suara secara berbeda.
Jajak pendapat ABC/Ipsos yang dipublikasikan pada malam sebelum Hari Pemilihan menemukan kesenjangan gender kali ini sebesar 16 poin, dengan Harris menikmati keunggulan 11 poin di kalangan wanita (53 persen berbanding 42 persen) dan Trump unggul 5 poin di kalangan pria (50 persen berbanding 45 persen).