Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Inggris Laporkan Dua Kasus Baru Mpox

Laporan: Sarah Alifia Suryadi
SELASA, 05 NOVEMBER 2024 | 15:36 WIB

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyatakan Inggris mendeteksi dua kasus tambahan dari varian cacar monyet (mpox) Clade 1b yang baru.

Penambahan ini menjadikan total kasus terkonfirmasi menjadi tiga, sementara risiko penyebaran di masyarakat tetap dinilai rendah.

Varian Clade 1b adalah bentuk baru dari virus mpox, yang sebelumnya dideklarasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus ini berbahaya.


Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika Tengah dan dianggap lebih mudah menular dari manusia ke manusia dibandingkan jenis mpox sebelumnya.

“Mpox dapat dengan cepat menyebar dalam rumah tangga dengan kontak fisik yang dekat, sehingga tidak mengherankan jika ada kasus lebih lanjut pada anggota rumah tangga yang sama,” ujar Prof. Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis UKHSA, dikutip 5 November 2024.

“Namun, risiko keseluruhan terhadap populasi Inggris tetap rendah.” pungkasnya.

Kasus pertama terdeteksi pada seorang pasien yang baru kembali dari Afrika. Pasien tersebut mulai menunjukkan gejala seperti flu pada 22 Oktober 2024, diikuti oleh munculnya ruam pada dua hari kemudian.

Setelah ditelusuri, kedua pasien baru tersebut tinggal serumah dengan pasien pertama. Kini keduanya tengah menjalani perawatan di Guy’s and St Thomas’ NHS Foundation Trust di London.

Ruam pada pasien mpox umumnya berbentuk lesi berisi nanah yang dapat bertahan hingga satu bulan. Gejala lain termasuk demam, sakit kepala, dan rasa lesu. 

Varian Clade 1b ini diketahui lebih mudah menyebar melalui kontak fisik, termasuk hubungan seksual dibandingkan varian mpox Clade II.

Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC), varian Clade 1b di Afrika telah menyebabkan 1.048 kasus kematian.

Selain di Inggris, varian ini juga telah terdeteksi di beberapa negara Eropa dan Asia, seperti Jerman, Swedia, India, dan Thailand.

Meskipun kasus ini dapat terus bertambah dan menimbulkan kekhawatiran, penularan di Inggris belum menyebar di masyarakat luas.

UKHSA menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan mitra kesehatan tingkat internasional untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya