Gejolak Timur Tengah berlatar konflik Israel dan Iran terus mengerek harga minyak ke level tertinggi pada Jumat 1 November 2024.
Dikutip dari Anadolu Agency, patokan minyak internasional minyak mentah Brent meningkat 0,55 persen menjadi 74,43 Dolar AS per barel pada pukul 11.09 waktu setempat, naik dari penutupan sesi sebelumnya sebesar 74,02 Dolar AS.
Patokan AS West Texas Intermediate juga naik 0,64 persen menjadi 70,74 Dolar AS per barel, dibandingkan dengan 70,29 Dolar AS pada penutupan sesi sebelumnya.
Kekhawatiran bahwa pasokan global dapat terganggu karena perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah, tempat sebagian besar sumber daya minyak berada, terus mendukung pergerakan harga ke atas.
Laporan berita tentang Iran yang mempersiapkan pembalasan terhadap Israel juga turut meningkatkan harga.
Israel menargetkan titik-titik militer di Iran pada tanggal 26 Oktober sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober.
Pers Israel mengklaim bahwa Iran bersiap untuk serangan balasan besar dari Irak dalam beberapa hari sebagai tanggapan atas serangan terbaru Tel Aviv.
Berita tersebut, berdasarkan keterangan pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, mengklaim bahwa Iran mungkin akan membalas dengan sejumlah kendaraan udara tak berawak dan rudal balistik dari wilayah Irak sebelum pemilihan Presiden AS pada tanggal 5 November 2024.
Kekhawatiran bahwa gejolak yang sedang berlangsung di Laut Merah, yang sangat penting bagi pengiriman minyak dan bahan bakar serta perdagangan maritim global dipastikan juga berdampak negatif pada pasokan minyak membantu kenaikan harga minyak.
Houthi yang didukung Iran di Yaman telah menyita kapal-kapal komersial yang diketahui berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan Israel di lepas pantai Yaman sejak 31 Oktober 2023, sebagai reaksi atas serangan Israel di Gaza.
Houthi juga menyerang beberapa kapal dengan kendaraan udara tak berawak dan rudal sejak serangan Israel. Menanggapi lingkungan yang tidak bersahabat di Laut Merah, banyak perusahaan pelayaran memutuskan untuk menghindari rute tersebut.
Houthi mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan 202 kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris sejak November 2023.