Penggunaan inovasi teknologi di sektor pertanian sangat penting. Hal ini untuk mengurangi hilangnya kuantitas atau food loss padi saat panen.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan penggunaan alat tradisional untuk memanen padi dapat menghilangkan sejumlah biji padi sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas.
Ia sangat mengusulkan agar penggunaan teknologi di sektor pertanian semakin digencarkan.
"Jadi kalau pakai arit, itu food loss-nya bisa 15 persen, tapi kalau pakai mesin (mesin panen padi) itu 5 persen," ujar Zulkifli saat meninjau lahan padi PT Sang Hyang Seri, Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, dikutip Jumat 1 November 2024.
Selain mesin panen padi, penggunaan drone dapat membuat penebaran pupuk lebih merata dan mudah dijangkau, dibandingkan dengan secara manual atau petani yang memberikannya satu per satu kepada tanaman.
Banyak teknologi pertanian yang kini bisa diadopsi oleh para petani maupun kelompok tani.
Lebih lanjut, menurutnya, Indonesia harus mulai beralih ke cara-cara modern bila ingin meningkatkan produktivitas pertanian. Ia kemudian mencontohkan Korea Selatan yang sudah menggunakan teknologi green house.
"Orang Korea sudah pakai teknik green house, macam-macamlah sehingga itu nggak tergantung musim, nggak tergantung panas, dan memang teknologi tidak terhindarkan, harus," katanya.
Saat ini Indonesia baru mampu memproduksi beras secara nasional sekitar 31 juta ton. Sehingga kebutuhan dalam negeri masih belum tercukupi, dan akhirnya melakukan impor beras.
Zulhas mengingatkan, kunci mencapai swasembada pangan pada 2028 adalah dengan memperbaiki seluruh aspek, mulai dari hulu hingga hilir.