Berita

Fosil kecebong tertua di dunia/Reuters

Dunia

Ilmuwan Temukan Fosil Kecebong Tertua dari Zaman Dinosaurus

KAMIS, 31 OKTOBER 2024 | 11:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ilmuwan di Argentina berhasil menemukan sisa fosil kecebong tertua di dunia yang pernah hidup berdampingan dengan dinosaurus sekitar 161 juta tahun lalu selama Periode Jurassic.

Para peneliti mengatakan fosil yang berukuran panjang 16 sentimeter (6,3 inci) itu menjelaskan evolusi katak dan kodok, yang menunjukkan bahwa kecebong saat ini sebagian besar tidak berubah dari pendahulunya di Zaman Jura.

Dikutip dari Reuters, Kamis 31 Oktober 2024, spesimen tersebut, yang termasuk spesies yang sebelumnya dikenal dengan nama Notobatrachus degiustoi, terawetkan dengan sangat baik, sehingga mengandung sisa-sisa beberapa jaringan lunak yang biasanya tidak terlihat pada fosil. 

Menurut peneliti, mata dan saraf kecebong, misalnya, terawetkan sebagai jejak gelap pada posisi anatomisnya dalam fosil.

Fosil itu ditemukan pada tahun 2020 saat penggalian sisa-sisa dinosaurus di sebuah peternakan di Provinsi Santa Cruz, sekitar 2.300 kilometer selatan Buenos Aires di wilayah Patagonia selatan Argentina yang luas.

Kepala kecebong dan sebagian besar tubuhnya terawetkan. 

Katak memiliki siklus hidup dua tahap, dengan larva kecebong air bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa. Kecebong ini berada pada tahap akhir metamorfosis. 

Para peneliti mengatakan kecebong dewasa spesies ini memiliki panjang yang sama dengan kecebong.

"Ini bukan hanya kecebong tertua di dunia dan terawetkan dengan sangat menakjubkan, tetapi juga memberi tahu kita tentang ukuran salah satu dari sedikit spesies katak yang diketahui sejak saat itu," kata ahli biologi Mariana Chuliver dari Fundación Azara-Universidad Maimónides, penulis utama penelitian yang diterbitkan pada hari Rabu 30 Oktober 2024 di jurnal Nature.

"Ia memiliki sisa-sisa jaringan lunak, seperti saraf atau mata. Namun, karakteristik mendasar yang terpelihara adalah kerangka hyobranchial, kerangka tulang rawan yang menopang insang kecebong," ujarnya.

"Ini sangat penting karena memungkinkan kita mengetahui pola makan dan gaya hidup organisme ini," lanjut Chuliver.

Fosil tersebut, katanya, mengungkapkan bahwa morfologi kecebong hampir tidak berubah selama 160 juta tahun terakhir.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya