Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams dan Southeast Asia Director CSIRO, Amelia Fyfield/RMOL
Sampah plastik masih menjadi masalah serius yang dihadapi seluruh dunia. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut para wirausahawan dan peneliti menawarkan pendekatan inovatif untuk mengurangi sampah plastik.
Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia bersama Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN) menggelar acara Demo Day Plastics Innovation Hub Indonesia yang diselenggarakan pada Selasa 29 Oktober di Hotel Le Merdien Jakarta.
Demo Day ini merupakan acara puncak dari pelatihan intensif selama 13 minggu sebagai bagian dari program IPPIN Accelerator+, di mana para wirausahawan dan perusahaan rintisan mempresentasikan hasil bisnis inovatif mereka untuk menyelesaikan memerangi masalah sampah.
Menurut Ketua Kemitraan Indonesia National Plastic Action Partnership, Wahid Supriyadi, aliran sampah plastik ke lautan Indonesia diproyeksikan akan meningkat 30 persen menjadi sekitar 800.000 ton pada tahun 2025. Untuk itu, acara ini disebut menjadi salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
“Saya gembira melihat solusi bisnis yang berani dan tangguh untuk mengatasi masalah mendesak ini bersama mitra Indonesia dan Australia," kata Wahid.
Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengapresiasi program ini. Menurutnya, Australia dan Indonesia memiliki tantangan yang sama dalam mengatasi sampah plastik.
"Australia dan Indonesia memiliki kepentingan ekonomi dan lingkungan yang sama dalam mengatasi tantangan terkait polusi plastik. Program seperti IPPIN sangat penting untuk memberdayakan para wirausahawan dalam mengembangkan solusi baru dan berkelanjutan,” kata Dubes Williams.
Adapun inovasi yang ditampilkan tahun ini meliputi praktik pengelolaan sampah jarak jauh, pemantauan sampah laut, dan bahkan permainan untuk mendorong pengumpulan sampah di dunia nyata.
Untuk diketahui, IPPIN Indonesia Chapter sendiri merupakan kemitraan strategis antara Pemerintah Australia, termasuk lembaga sains nasional Australia CSIRO, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia melalui Kedaireka, National Plastics Action Partnership Indonesia, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Indo-Pacific Plastics Innovation Network ini juga merupakan bagian dari komitmen CSIRO untuk mengatasi sampah plastik yang difokuskan pada mengubah cara kita mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang plastik.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia, Prof. Abdul Haris mengatakan bahwa acara ini menjadi program rutin yang menjembatani para wirausaha dengan sektor pendidikan dan pelaku industri.
“Selama beberapa tahun kami telah berkomitmen untuk menyukseskan program ini dan akan terus menghubungkan para wirausahawan dengan sektor pendidikan dan pelaku industri utama,” tuturnya.