Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Bisnis di Zona Euro Gagal Tumbuh Dua Bulan Berturut-turut

SENIN, 28 OKTOBER 2024 | 09:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tren menurun dalam aktivitas sektor swasta di kawasan euro berlanjut ke bulan kedua. Dua ekonomi teratas di kawasan tersebut, London dan Zurich, membebani produksi

Sedikit sekali tanda-tanda pemulihan yang terlihat. 

Indeks Manajer Pembelian gabungan oleh SP Global naik tipis menjadi 49,7 pada bulan Oktober dari 49,6 pada bulan sebelumnya, seperti yang diperkirakan analis. Blok tersebut kembali mengalami stagnasi setelah awal yang kuat pada 2024. 

Jerman adalah penyebab utama karena raksasa industrinya bergulat dengan energi yang lebih mahal sementara  permintaan Tiongkok melemah. 

Kenaikan dalam ukuran PMI-nya memberi harapan bahwa output dapat tumbuh pada kuartal ini, dengan perjuangan Prancis memburuk. Pemulihan konsumsi yang telah lama ditunggu-tunggu, nampaknya tak memberi hasil. 

Ekonom Hamburg Commercial Bank Cyrus de la Rubia mengatakan, zona Euro sedang terpuruk. 

"Kemerosotan yang sedang berlangsung di sektor manufaktur sebagian besar diimbangi oleh sedikit peningkatan di sektor jasa," katanya, dikutip dari Business Times, Senin 28 Oktober 2024.

"Belum jelas apakah kita akan melihat kemerosotan lebih lanjut atau peningkatan dalam waktu dekat," katanya.

Kelemahan ini telah membunyikan lonceng peringatan bagi Bank Sentral Eropa, yang menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini minggu lalu, menandai pemangkasan suku bunga berturut-turut pertama dalam siklus tersebut. 

Bahayanya adalah ekspansi yang di bawah standar memungkinkan inflasi berada di bawah target 2 persen. 

Jerman, tempat produsen mobil termasuk Volkswagen AG, melakukan pemangkasan produksi, mengalami kenaikan PMI, meskipun masih di bawah 50. 

Di Prancis, situasi memburuk dengan pembacaan gabungannya turun ke 47,3 — di bawah tetangganya yang lebih besar.

Di luar kedua negara tersebut, produksi meningkat pada laju tercepat dalam empat bulan, kata SP Global. 

Namun, perusahaan itu memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan di kawasan Euro semakin berupaya mengurangi jumlah staf pada bulan Oktober karena lapangan kerja turun untuk bulan ketiga dan pada laju tercepat sejak tahun 2020.

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

UPDATE

Gali Potensi, Pemuda Diharapkan Raih Peluang Dunia Digital

Kamis, 31 Oktober 2024 | 14:02

Pelaku Mutilasi di Jakut Ditangkap di Rumahnya

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:55

Mendagri Tugasi Ribka Haluk Urus Papua dan Bima Arya Dukcapil

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:51

Pendapatan Terus Merosot, Dropbox akan PHK 20 Persen Tenaga Kerja

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:42

Senator Jabar Ajak Stakholder Aktif Wujudkan Pilkada Berkualitas

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:38

Maarten Paes Sabet Penghargaan Save of The Year di MLS

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:27

Apindo Keberatan UMP 2025 Naik 10 Persen, Pengusaha Usulkan Formula Ini

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:24

Ini Detik-detik Mobil tvOne Diseruduk Truk di Tol Pemalang

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:20

DKPP Minta Penyelenggara Pemilu Satu Frekuensi Menjaga Integritas

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:05

Xiaomi Luncurkan HyperOS 2, Sistem Operasi yang Dibanjiri Ai

Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:00

Selengkapnya