Ilustrasi Menara BNI/Istimewa
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sukses mencetak laba bersih Rp16,3 triliun pada kuartal III 2024. Angka ini mengalami kenaikan 3,52 persen secara tahunan (yoy).
Kenaikan laba bank pelat merah ini didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 9,48 persen (yoy) menjadi Rp735,02 triliun.
Dari sisi pendanaan, BNI mencatat dana pihak ketiga (DPK) naik 2,96 persen (yoy) menjadi Rp769,74 triliun, yang ditopang oleh
current account savings account (CASA).
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan DPK ini berasal dari pertumbuhan tabungan ritel yang sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan.
Kondisi ini berdampak pada perbaikan
Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio
Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024.
“Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada
sales culture,” kata Royke dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2024.
Di sisi lain, giro bank BNI hingga September 2024 ikut naik 4,05 persen menjadi Rp302,26 triliun, dengan tabungan yang ikut melesat 7,44 persen (yoy) menjadi Rp238,9 triliun.
Sedangkan deposito mengalami kontraksi sebesar 2,62 persen (yoy) menjadi Rp228,54 triliun.
Lalu untuk rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross bank ini berhasil turun dari 2,27 persen per September 2023 menjadi 1,97 persen per September 2024.