Berita

Aluminium/Net

Bisnis

Bahan Baku Naik, Harga Aluminium Melambung 1,6 Persen

RABU, 23 OKTOBER 2024 | 07:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  Harga aluminium melonjak yang dipicu oleh  meningkatnya biaya produksi yang mencapai rekor tertinggi. 

Harga aluminium berjangka untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melambung 1,6 persen menjadi 2.637,5 Dolar AS per metrik ton pada Selasa malam 22 Oktober 2024, WIB. 

Dikutip dari Reuters, kenaikan ini didukung lonjakan harga alumina, atau aluminium oksida, suatu bentuk bijih olahan yang digunakan untuk membuat aluminium primer.


Kontrak front-month alumina yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (ShFE) mencapai rekor tertinggi 5.003 Yuan sebelum ditutup melesat 2,9 persen menjadi 4.933 Yuan.

Trader mengatakan, harga alumina tidak hanya didorong oleh speculating funds, fundamental tetap kuat dan ruang untuk koreksi bisa jadi terbatas. 

Pasokan alumina mengetat dengan kekurangan bauksit akibat gangguan di Australia dan Guinea. Bauksit adalah bijih mentah yang dapat dimurnikan menjadi alumina.

Konsumsi alumina China melesat bulan ini meski harganya lebih tinggi, dengan produsen aluminium meningkatkan produksi untuk mendapatkan keuntungan dari margin yang sehat.

Nikel anjlok 1,7 persen menjadi 16.420 Dolar AS per ton, timbal (lead) naik 0,7 persen jadi 2.071,50 Dolar AS dan timah melemah 0,3 persen ke level 30.930 Dolar AS. 

Sementara itu, harga seng (zinc) melambung 2 persen menjadi 3.138 Dolar AS per ton. 

Premi seng tunai LME atas kontrak tiga bulan naik menjadi 15,74 Dolar AS per ton, dalam struktur yang dikenal sebagai backwardation.

Seng, yang utamanya digunakan untuk mencegah korosi baja, adalah satu-satunya logam dasar yang mengalami backwardation, yang biasanya merupakan tanda pasokan jangka pendek yang ketat.

Harga tembaga naik 0,3 persen menjadi 9.584,5 Dolar AS setelah persediaan di gudang yang dipantau oleh LME tersungkur ke level terendah dalam 77 hari, yakni 280.100 ton, dikutip dari indopremier.

China mengatakan produksi tembaga olahannya sepanjang September tetap stabil di posisi 1,14 juta ton.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya