Berita

Presiden Prabowo Subianto/Ist

Publika

Memahami Pidato Pelantikan Prabowo, Harapan Atau Demagogi?

SENIN, 21 OKTOBER 2024 | 13:14 WIB | OLEH: PAUL EMES

SETIAP kali seorang pemimpin baru dilantik, terutama pada posisi tertinggi seperti presiden, rakyat menaruh harapan besar pada pidato pelantikan mereka. Pidato ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah cerminan visi yang ditawarkan pemimpin tersebut kepada bangsa. Demikian pula ketika Prabowo dilantik sebagai presiden kemarin 20 Oktober 2022, pidatonya menjadi pusat perhatian, bukan hanya untuk mendengar apa yang ia sampaikan, tetapi juga untuk mencari tanda-tanda mengenai masa depan kepemimpinannya. Apakah ia akan menjadi pemimpin yang mampu menjawab tantangan bangsa, atau justru akan mengulangi pola yang sama seperti pendahulunya?

Dalam pidato Prabowo, kita bisa menangkap harapan besar yang ia tanamkan kepada rakyat. Sebagai seorang yang dikenal memiliki latar belakang militer, semangat patriotisme sering kali menjadi tema sentral dari retorikanya. Prabowo kerap berbicara tentang cinta tanah air, tentang keberpihakan pada rakyat kecil, tentang masalah korupsi pada bangsa ini dan pentingnya kedaulatan bangsa. Kata-kata seperti ini, bila diresapi, tentu menggugah dan memberikan secercah harapan di tengah berbagai problematika yang dihadapi bangsa. Namun, retorika, sebagaimana kita ketahui, belum tentu menjadi jaminan terhadap realisasi janji-janji politik.

Rakyat Indonesia sudah terlalu sering mendengar janji-janji manis dari para pemimpin sebelumnya. Sosok seperti Jokowi, misalnya, pada awal pemerintahannya sepuluh tahun lalu, juga datang dengan membawa angin segar harapan. Namun, sejarah kemudian mencatat bahwa banyak janji yang tak terpenuhi, dan justru proyek-proyek ambisius seperti Ibu Kota Negara (IKN) menjadi prioritas, sementara kebutuhan mendasar seperti pendidikan dan kesejahteraan rakyat seringkali terabaikan. Lebih tragis lagi, baru-baru ini, pada 20 Oktober, bangsa ini disuguhkan dengan pemandangan di mana putra Jokowi dilantik melalui jalur nepotisme, sebuah tindakan yang dianggap mencederai prinsip demokrasi dan keadilan bagi bangsa besar ini seolah melempar kotoran di wajah bangsa ini.

Di tengah kekacauan seperti ini, harapan rakyat kepada Prabowo menjadi semakin besar. Banyak yang berharap bahwa Prabowo bukanlah sekadar demagog, sosok yang pandai mengobral janji tetapi tak mampu mewujudkannya. Rakyat ingin melihat tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata. Prabowo diharapkan mampu memahami penderitaan rakyat yang kini menanggung beban dari berbagai proyek mercusuar pemerintahan sebelumnya, proyek yang, meskipun ambisius, sering kali mengabaikan kebutuhan mendasar rakyat.

Salah satu tantangan terbesar bagi Prabowo adalah membuktikan bahwa ia benar-benar seorang patriot, seorang pemimpin yang berdiri bersama rakyat. Ini berarti ia harus mampu mendengarkan suara rakyat, mengutamakan kebutuhan mendasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, serta berani menolak segala bentuk kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir elite dan oligarki. Bila ia mampu melakukannya, maka ia akan dikenang sebagai pemimpin yang berhasil membawa perubahan nyata bagi bangsa ini.

Namun, bila Prabowo hanya mengulangi pola-pola sebelumnya, di mana janji-janji hanya menjadi sekadar hiasan pidato dan realitas rakyat tetap sama?"penuh penderitaan dan ketidakadilan?"maka ia tidak lebih dari seorang penipu, sosok yang memamerkan harapan palsu seperti yang pernah dilakukan Jokowi. Rakyat berharap Prabowo mampu melampaui harapan, membuktikan bahwa ia bukan bagian dari siklus politik yang korup, dan benar-benar bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.

Semoga Prabowo mampu membuktikan dirinya sebagai seorang patriot sejati, bukan seorang politisi yang hanya mengejar ambisi pribadi. Sejarah akan mencatat, dan rakyat akan menjadi saksi, apakah Prabowo benar-benar seorang pemimpin yang peduli pada rakyat atau hanya seorang demagog yang menjanjikan perubahan tanpa bukti nyata. Semoga ia memilih jalan yang benar, jalan di mana kepentingan bangsa dan rakyat menjadi prioritas utama.

*Penulis adalah pemerhati kebangsaan warga Republikanisme.


Populer

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

Muncul Desakan Prabowo Umumkan Titiek Soeharto Ibu Negara

Selasa, 15 Oktober 2024 | 10:55

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

Mantan Kepala Bakamla Angkat Bicara soal Polemik Coast Guard

Selasa, 15 Oktober 2024 | 12:41

Instagram Timbulkan Efek Candu, Meta Digugat Pengadilan Tinggi Massachusetts

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 17:38

UPDATE

Sempat Hilang Kesadaran, Pemain Asing Persib Dipastikan Dalam Kondisi Baik

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:58

Pidato Prabowo soal Pangan dan Gizi Dinilai Kontradiksi

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:46

Transaksi Mobile Banking BNI Meroket 230 Persen usai Beralih ke Wondr

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:45

Menlu Sugiono Siap Seimbangkan Hubungan Bilateral dengan AS dan China

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:43

Ini Fitur Istimewa Mobil Pindad MV3 Garuda Limousine Tunggangan Prabowo

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:37

Israel Gempur Cabang Keuangan Hizbullah di Seluruh Lebanon

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:26

Budi Arie Dorong Digitalisasi Koperasi

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:24

Segini Harta Kekayaan Menteri yang Pernah Berurusan KPK

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:22

Memahami Pidato Pelantikan Prabowo, Harapan Atau Demagogi?

Senin, 21 Oktober 2024 | 13:14

Mayor Teddy Jabat Seskab Meski Masih TNI Aktif, Begini Penjelasan Dasco

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya