Berita

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Kampus Iniveristas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat pada Jumat siang, 18 Oktober 2024 sekitar pukul14.02 WIB/Ist

Politik

Hasto Singgung Ambisi Kekuasaan Jokowi dalam Disertasinya

JUMAT, 18 OKTOBER 2024 | 18:46 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, memaparkan disertasinya di hadapan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI, Depok, Jawa Barat pada Jumat siang, 18 Oktober 2024 sekitar pukul 14.02 WIB. 

Dalam pemaparan disertasinya, Hasto menyinggung soal karakteristik kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yang menurutnya menyalahgunakan kekuasaan atau abuse of power pada saat pemilihan umum (Pemilu) Serentak 2024.

Disertasi Hasto berjudul "Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan".


Dia menyebutkan, PDIP sebagai partai politik yang mengikuti kontestasi Pemilu Serentak 2024 mendapatkan ketidakadilan, khususnya pada pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres). 

"Guncangan terhadap pelembagaan partai terjadi pada Pilpres 2024 berupa abuse of power dan power behavior dengan karakternya authoritarian populism," ujar Hasto.

Menurutnya, adanya karakter authoritarian populism itu lahir dari perpaduan feodalisme, populisme, dan machiavellian yang digerakkan oleh ambisi kekuasaan. Ia kemudian mengistilahkannya sebagai “The Triangle of Authoritarian Populism Leadership”

Ia kemudian menyebut nama Presiden Jokowi yang seharusnya sebagai kepala negara yang menjadi sumber keteladanan, justru malah berbuat sebaliknya dengan memanfaatkan pengaruh kekuasaannya demi kepentingan tertentu di Pemilu 2024. 

"Presiden Jokowi yang seharusnya menjadi sumber keteladanan dan otoritas moral, terbukti secara kualitatif dan kuantitatif justru menjadi core element ambisi kekuasaan, demi perpanjangan pengaruh kekuasaannya," bebernya. 

Oleh karena itu, dia memandang karakteristik Jokowi sebagai Presiden ketujuh RI tidak sesuai sistem politik yang dianut oleh Indonesia. 

"Implikasinya sangat serius, kerusakan demokrasi, lemahnya supremasi hukum, dan penggunaan sumberdaya negara dan alat-alat negara yang merubah total watak demokrasi, yang berkedaulatan rakyat menjadi demokrasi kekuasaan," demikian Hasto menambahkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya