Ketua Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar/Net
Pasukan Israel (IDF) mengklaim keberhasilannya membunuh Ketua Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar dalam sebuah operasi militer di Jalur Gaza Selatan.
Menurut pernyataan IDF yang dirilis Kamis malam, 17 Oktober 2024, Sinwar dibunuh di dalam terowongan bawah tanah bersama tiga pejuang Hamas lainnya.
Otoritas Hamas belum mengonfirmasi laporan kematian tersebut, tetapi laporan dan foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa kemungkinan besar Sinwar memang telah tewas dibunuh Israel.
Ini merupakan pukulan besar bagi Hamas yang beberapa bulan lalu kehilangan sosok Ismail Haniyeh (Ketua Biro Politik sebelum Sinwar) karena tewas dalam serangan misterius saat menjadi tamu di Teheran, Iran.
Berikut reaksi dunia internasional mengetahui bahwa Hamas kembali kehilangan tokoh perjuangan pentingnya.
ISRAEL
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di televisi bahwa cahaya menang atas kegelapan di wilayah tersebut dan kematian Sinwar merupakan tonggak penting dalam kemunduran Hamas.
"Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza," ujar Netanyahu, seperti dimuat
Al Jazeera.Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Katz menyebut pembunuhan Sinwar sebagai pencapaian militer dan moral bagi tentara Israel. Kemudian Benny Gantz, ketua Partai Persatuan Nasional Israel, memberi selamat kepada militer Israel.
“Ini adalah pencapaian penting dengan pesan yang jelas ?" kami akan mengejar musuh kami sampai akhir, kapan saja dan di mana saja,” tulis Gantz di platform sosial X.
Kelompok keluarga tawanan Israel, Hostages and Missing Families Forum, menyambut baik kematian Sinwar karena akan membantu mengamankan pembebasan sandera yang masih berada di Gaza.
AMERIKA SERIKAT
Presiden AS, Joe Biden mengatakan kematian Sinwar menandai momen kelegaan bagi warga Israel sekaligus memberikan kesempatan untuk Gaza bebas dari Hamas.
“Yahya Sinwar merupakan rintangan yang tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan tersebut. Rintangan itu sudah tidak ada lagi. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Wakil Presiden Kamala Harris memuji kematian Sinwar dan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang Gaza.
“Keadilan telah ditegakkan. Sinwar bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang yang tidak bersalah, termasuk para korban 7 Oktober dan para sandera yang terbunuh di Gaza," tegasnya.
Mike Johnson, juru bicara DPR AS dari Partai Republik, sekutu militer dan diplomatik utama Israel, juga memuji klaim Israel bahwa Sinwar telah terbunuh.
"Kematiannya membawa harapan bagi semua orang yang berusaha hidup dalam kebebasan, dan kelegaan bagi orang Israel yang telah ia coba tertindas," ujarnya.
JERMAN
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, dalam sebuah pernyataan, mencap Sinwar sebagai pembunuh kejam dan teroris.
Ia mengatakan Hamas harus segera membebaskan semua sandera yang diculik selama serangannya pada 7 Oktober di Israel dan menyetujui gencatan senjata.
PRANCIS
Presiden Emmanuel Macron menyerukan pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas di Gaza setelah Israel mengatakan telah membunuh Sinwar.
“Yahya Sinwar adalah orang utama yang bertanggung jawab atas serangan teroris dan tindakan biadab pada 7 Oktober. Prancis menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan Hamas," cuit Macron di X.
NATO
Kepala NATO Mark Rutte mengatakan kepada wartawan di sebuah konferensi pers di Brussels bahwa “jika dia telah meninggal, saya pribadi tidak akan merindukannya,” mengacu pada Sinwar.
ITALIA
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani berkata: “Tampaknya pemimpin militer Hamas telah terbunuh dan saya yakin bahwa dari sudut pandang ini Israel mungkin telah melakukan pembelaan diri terhadap teroris Hamas.”
Ia menambahkan: “Saya berharap hilangnya pemimpin Hamas akan mengarah pada gencatan senjata di Gaza.”
INGGRIS
Menteri Pertahanan Inggris Raya, John Healey, berkata: “Saya, sebagai salah satu pihak, tidak akan berduka atas kematian seorang pemimpin teroris seperti Sinwar, seseorang yang bertanggung jawab atas serangan teror pada tanggal 7 Oktober.”
Ia mengatakan serangan di Israel selatan tahun lalu tidak hanya memicu hari paling gelap dan paling mematikan bagi orang-orang Yahudi, tetapi juga telah memicu konflik selama lebih dari setahun dan tingkat korban sipil Palestina yang tidak dapat ditoleransi.