Berita

Ilustrasi/REUTERS

Bisnis

Ekspor Jepang Turun Pertama Kali dalam 10 Bulan, Gara-gara Ini

KAMIS, 17 OKTOBER 2024 | 19:54 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ekspor Jepang tercatat turun untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada September 2024 di tengah melambatnya permintaan global. 

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Keuangan pada Kamis 17 Oktober 2024 ekspor Jepang tercatat turun 1,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, meleset dari prediksi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 0,5 persen. 

Penurunan ini berpotensi memperumit rencana Bank of Japan (BOJ) untuk mengakhiri kebijakan moneter longgarnya.

Seperti dikutip Reuters, penurunan ekspor sebagian besar disebabkan oleh lemahnya permintaan dari Tiongkok dan Amerika Serikat, dua mitra dagang utama Jepang. 

Ekspor ke China, yang merupakan mitra dagang terbesar Jepang turun 7,3 persen, sementara ekspor ke AS turun 2,4 persen. Sektor otomotif menjadi salah satu sektor yang paling terpukul oleh penurunan permintaan di kedua negara ini.

Ekonom di Daiwa Institute of Research, Kazuma Kishikawa memperingatkan bahwa ekspor Jepang mungkin masih akan tertekan dalam beberapa bulan ke depan, terutama karena ketidakpastian dalam ekonomi China. 

"Ada kemungkinan bahwa ekspor akan terus berjuang dalam beberapa bulan mendatang mengingat ketidakpastian khususnya dalam ekonomi China," katanya.

Di sisi lain, impor Jepang tercatat tumbuh 2,1 persen pada September dibandingkan tahun sebelumnya, meski lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 3,2 persen.

Kondisi ini membuat Jepang mencatat defisit perdagangan sebesar 294,3 miliar Yen (Rp30 triliun), lebih besar dari perkiraan pasar yang sebesar 237,6 miliar Yen.

Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, dalam beberapa pernyataan terakhirnya menyoroti risiko dari ketidakpastian ekonomi global, khususnya dari AS. Meskipun demikian, BOJ diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga rendah pada pertemuan mendatang di akhir Oktober, sambil terus mengevaluasi risiko dan menjaga inflasi mendekati target 2 oersen hingga Maret 2027.

Meskipun ekspor melemah, survei triwulanan bank sentral menunjukkan bahwa produsen Jepang belum sepenuhnya merasakan dampak perlambatan ekonomi global, karena suasana bisnis yang masih tetap stabil dan rencana pengeluaran perusahaan yang tetap kuat.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Ratusan Organ Relawan Jokowi dan Prabowo-Gibran Bakal Gelar Tasyakuran

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:58

Ekspor Jepang Turun Pertama Kali dalam 10 Bulan, Gara-gara Ini

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Duel UFC 308: El Matador Vs Blessed

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:54

Tak Dipanggil ke Kertanegara, Ace Hasan Nongol di Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:29

BUMN Butuh Insan Sadar Berbangsa dan Bernegara

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:17

Digadang jadi Mendag, Budi Santoso Bakal jadi Menteri Jalur Karir

Kamis, 17 Oktober 2024 | 19:08

Jasa Raharja dan BPJS Ketenagakerjaan Sepakat tingkatkan Manfaat Jaminan Kecelakaan

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:46

Taufik Zoelkifli: Tidak Benar PKS Berkhianat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:40

Pelantikan Presiden 20 Oktober Sesuai Aturan, Jangan Ditolak

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:36

Tak Sampai Malam, Calon-calon Wamen Keluar dari Garuda Yaksa Hambalang

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:20

Selengkapnya