Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Penuhi Kebutuhan AI, Google Teken Kontrak dengan Perusahaan Nuklir

SELASA, 15 OKTOBER 2024 | 13:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Raksasa pemilik Google, Alphabet, akan membeli listrik dari beberapa reaktor modular kecil untuk memenuhi kebutuhan daya pembuatan alat kecerdasan buatan (AI) miliknya.

Perusahaan mengatakan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan teknologi Kairos Power.

Dikutip dari Reuters, Selasa 15 Oktober 2024, tujuan kerja sama ini dibentuk sebagai upaya untuk mengoperasikan reaktor modular kecil pertama Kairos pada tahun 2030, diikuti oleh penyebaran tambahan hingga tahun 2035.


Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengungkapkan rincian keuangan dari perjanjian tersebut atau lokasi pembangunan pabrik di AS. Google mengatakan telah setuju untuk membeli total daya sebesar 500 megawatt dari enam hingga tujuh reaktor, yang lebih kecil dari output reaktor nuklir saat ini.

"Kami merasa nuklir dapat memainkan peran penting dalam membantu memenuhi permintaan kami secara bersih dengan cara yang lebih berkelanjutan," kata Michael Terrell, direktur senior energi dan iklim di Google.

Sejumlah perusahaan teknologi telah menandatangani beberapa perjanjian terkini dengan perusahaan tenaga nuklir tahun ini, seiring meningkatnya kebutuhan  permintaan listrik untuk mengembangkan kecerdasan buatan.

Pada bulan Maret misalnya, Amazon.com membeli pusat data bertenaga nuklir dari Talen Energy. Lalu disusul bulan lalu oleh Microsoft dan Energi Konstelasi yang menandatangani kesepakatan listrik untuk membantu menghidupkan kembali unit pembangkit listrik Three Mile Island di Pennsylvania, lokasi kecelakaan nuklir terburuk AS pada tahun 1979.

Penggunaan daya pusat data AS diperkirakan akan meningkat sekitar tiga kali lipat antara tahun 2023 dan 2030 dan akan membutuhkan sekitar 47 gigawatt kapasitas pembangkitan baru, menurut perkiraan Goldman Sachs, yang mengasumsikan tenaga gas alam, angin, dan matahari akan mengisi kesenjangan tersebut.

Meskipun sudah menandatangani kontrak, Kairos perlu mendapatkan izin konstruksi dan desain penuh dari Komisi Pengaturan Nuklir AS serta izin dari lembaga setempat, dan prosesnya dapat memakan waktu bertahun-tahun.

Akhir tahun lalu Kairos baru saja mendapat izin konstruksi dari NRC untuk membangun reaktor demonstrasi di Tennessee.

"NRC siap meninjau permohonan reaktor baru secara efisien dan tepat," kata Scott Burnell, juru bicara NRC.

Reaktor modular kecil dimaksudkan agar lebih kecil dari reaktor masa kini dengan komponen yang dibangun di pabrik, bukan di lokasi, untuk mengurangi biaya konstruksi.

Para kritikus mengatakan SMR akan mahal karena mungkin tidak dapat mencapai skala ekonomis seperti pabrik yang lebih besar. Selain itu, SMR kemungkinan akan menghasilkan limbah nuklir yang tahan lama dan Amerika belum memiliki tempat penyimpanan akhir.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya