Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

OPEC Kembali Pangkas Prediksi Konsumsi Minyak Dunia Jadi 1,9 Juta Barel pada 2024

SELASA, 15 OKTOBER 2024 | 12:20 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali memangkas prospek pertumbuhan minyak dunia pada 2024 ini.

Seperti dikutip Bloomberg Selasa 15 Oktober 2024, OPEC memprediksi konsumsi minyak global menjadi 1,9 juta barel per hari, atau 106 ribu barel per hari lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya.

"Revisi ini sebagian besar didasari oleh data aktual yang diterima dikombinasikan dengan ekspektasi yang sedikit lebih rendah untuk beberapa wilayah," kata OPEC dalam laporannya.

Prediksi pemangkasan OPEC yang terjadi selama tiga kali berturun ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi yang dikeluarkan bank Wall Street dan rumah-rumah dagang.

"Angkanya masih dua kali lipat lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis Badan Energi Internasional (IEA)," tulis Bloomberg.

Sejumlah negara anggota OPEC mengindikasikan bahwa mereka tidak terlalu mempercayai prospek yang dirilis sekretariat organisasi tersebut.  Menurut organisasi itu, banyak dari mereka yang menunda rencana untuk memulihkan produksi minyak meski perkiraan OPEC menunjukkan defisit pasokan yang besar.

OPEC dan sekutunya berencana menghentikan pemangkasan produksi sebanyak 2,2 juta barel per hari secara bertahap mulai Desember, dua bulan lebih lambat dari yang direncanakan semula. 

Pengamat pasar seperti JPMorgan dan Citigroup skeptis rencana tersebut akan dilanjutkan mengingat masih lesunya ekonomi China dan terus melimpahnya stok minyak Amerika Serikat (AS). 

Meskipun harga minyak mentah telah didorong oleh konflik di Timur Tengah di harga 77 Dolar AS per barel, namun harga tersebut dinilai masih terlalu rendah untuk beberapa negara anggota OPEC plus. Upaya kartel tersebut untuk mengerek harga juga masih terhambat negara anggota yang enggan melakukan pemangkasan produksi, terutama Irak, Kazakhstan, dan Rusia.

Aliansi tersebut dijadwalkan bertemu pada 1 Desember untuk mempertimbangkan kebijakan produksi untuk tahun 2025.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya