Berita

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso dalam forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue/Ist

Bisnis

Dirut BRI Sebut Ketahanan Pangan Kunci Keluar dari Middle-Income Trap

SABTU, 12 OKTOBER 2024 | 15:44 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ketahanan pangan menjadi salah satu kunci utama agar Indonesia dapat keluar dari jebakan middle-income trap.

Hal tersebut dikatakan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso saat mengutip kajian Badan Perencanaan Pembangunann Nasional (Bappenas) dalam forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue.

“Berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diperkirakan akan keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah pada tahun 2041 jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen terpenuhi,” kata Sunarso, dalam keterangan yang diterima Sabtu, 12 Oktober 2024.

Sunarso juga menyebutkan bahwa berdasarkan data Bank Dunia, untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi, pendapatan per kapita Indonesia harus melampaui 4.465 dolar AS (Rp69 juta).

Dalam kajian BRI, kata Sunarso, salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah investasi pada human capital, atau nilai ekonomi dari keterampilan dan pengalaman tenaga kerja.

Ada tiga faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan human capital. Pertama, Sunarso menekankan bahwa Indonesia harus fokus pada peningkatan kebutuhan nutrisi dan pangan.

“Maka menjadi penting, sangat penting bagi kita fokus untuk memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan,” ujar Sunarso.

Kedua, pemerintah memiliki tugas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Sunarso menekankan bahwa cara terbaik untuk menyejahterakan masyarakat adalah dengan memberikan lapangan pekerjaan yang merata.

“Jadi semua orang pada usia produktif memang harus bekerja. Kalau begitu, pemerataan kesempatan kerja itu menjadi penting,” kata Sunarso. 

Ketiga, pemerataan kesempatan kerja dapat tercapai melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pertumbuhan tersebut. 

“Investasi yang penting adalah human capital, dan kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Dan kemudian kita tunggu, untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ujar Sunarso.

Populer

Permainan Jokowi Terbaca Prabowo dan Megawati

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:01

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:02

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Tak Patuhi Instruksi Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:26

UPDATE

Irwasum Polri Pimpin Panen Jagung Serentak di Madiun

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:40

Alex Indra Minta Pemerintah Jamin Stabilitas Harga Pangan di Ramadan dan Lebaran

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:37

Pemerintah dan Pertamina Jamin Stok Elpiji Aman Jelang Lebaran

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:34

Cak Imin Ceramahi Mendes Yandri: Hati-Hati jadi Pejabat

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:24

Kelompok Ini Berhak Dapat Layanan Transportasi Gratis di Jakarta

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:23

Satgas Damai Cartenz Buru Enam Napi Lapas Wamena yang Kabur

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:08

Cagub Papua Mathius Fakhiri: Keadilan Akhirnya Datang Juga

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:07

PKS Siapkan Berbagai Program Sosial Selama Ramadan

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:47

KWI Anugerahi Penghargaan Tujuh Organisasi Lintas Iman

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:45

DPR Ditagih Selesaikan RUU Pemilu

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:45

Selengkapnya