Pembukaan Pameran ALLPack Indonesia dan ALLPrint Indonesia 2024 di Jakarta/Net
Produk industri kemasan cukup potensial, karena terkait erat dengan industri manufaktur, terutama industri makanan dan minuman.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri ini yang merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan pasar yang relatif tinggi.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyampaikan, faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan industri kemasan di antaranya kemajuan teknologi pengemasan dan pencetakan, tuntutan estetika hingga meningkatnya permintaan terhadap kemasan inovatif.
"Meningkatnya permintaan terhadap makanan dan minuman kemasan serta berkembangnya industri farmasi selama pandemi juga memengaruhi pertumbuhan industri kemasan dan percetakan," terangnya, pada pembukaan pameran ALLPack Indonesia dan ALLPrint Indonesia 2024 di Jakarta, dikutip Sabtu 12 Oktober 2024.
Produk kemasan berasal dari berbagai macam bahan, seperti kertas, karton, papan, rigid plastics, flexible plastics, gelas dan logam.
Saat ini, jenis kemasan yang paling mendominasi industri kemasan secara global adalah kemasan flexible plastics sebesar 44 persen, kemudian paperboard 28 persen dan kemasan rigid plastic 14 persen.
Putu mengungkapkan, sebanyak 70 persen produk kertas kemasan yang digunakan oleh industri makanan dan minuman, khususnya pada segmen kertas kemasan, telah memiliki persyaratan food grade.
"Hal ini menjadi peluang untuk produk kertas kemasan containerboard dan boxboard yang digunakan pada produk pangan tersebut," katanya.
Namun begitu, industri kemasan juga tak luput dari tantangan. Penjualan mesin pengemasan yang dikombinasikan dengan penjualan bahan baku kertas dalam satu harga (bundling) merupakan salah satu hal yang menyebabkan belum optimalnya penyerapan kertas di dalam negeri.
Untuk itu, Kemenperin mendorong produsen mesin pengemasan untuk mulai berinvestasi atau melakukan transfer teknologi kepada produsen-produsen dalam negeri.
Putu optimistis terhadap pertumbuhan industri kemasan dan pencetakan yang dinilai masih memiliki peluang tinggi.
"Hal ini terlihat dari peningkatan transaksi e-commerce, peningkatan jumlah start up produk serta pola perilaku masyarakat yang ingin serba cepat sehingga konsumen beralih pada makanan dan minuman kemasan," ungkapnya.