Di peringatan satu tahun operasi militer Badai Al Aqsa yang jatuh pada 7 Oktober, faksi-faksi perlawanan di Palestina berkumpul untuk menegaskan komitmen teguh mereka melawan agresi Israel.
Dalam pernyataan bersama, faksi-faksi tersebut menegaskan kembali tujuan mereka untuk sepenuhnya membebaskan tanah mereka dan mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan al-Quds sebagai ibu kotanya.
"Badai Al-Aqsa memfokuskan kembali perhatian global pada perjuangan Palestina. Operasi tersebut merupakan respons yang wajar dan sah terhadap kejahatan Israel," bunyi pernyataan tersebut seperti dimuat
Al Mayadeen pada Senin (7/10).
Operasi ini, kata faksi-faksi Palestina, diperlukan untuk menantang agresi dan pelanggaran Israel yang terus berlanjut di Gaza maupun wilayah pendudukan lainnya.
Mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada rakyat Lebanon dan gerakan Perlawanan mereka, serta para pendukung mereka di Yaman dan Irak.
Hizbullah juga dipuji atas pendiriannya pada tanggal 8 Oktober, meskipun agresi terhadap rakyat mereka meningkat.
"Kami sangat menghargai posisi Hizbullah pada 8 Oktober, mendukung kami dan menyatukan semua lini, meskipun ada agresi skala besar terhadap saudara-saudara Lebanon kami," ujarnya.
Mereka menyebut baik AS maupun rezim Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan genosida dan pemusnahan etnis Palestina.
"Kami menganggap pemerintah AS dan rezim Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan genosida dan pembersihan etnis terhadap rakyat kami," kata mereka.
Faksi-faksi tersebut juga mengusulkan agar tanggal 7 Oktober ditetapkan sebagai "Hari Perlawanan", yang melambangkan perlawanan terhadap pendudukan dan para pemimpinnya.
"Kami menyerukan agar tanggal 7 Oktober dijadikan hari perlawanan dan hari untuk mempermalukan wajah pendudukan dan para pemimpin terorisnya," simpul mereka.