Berita

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha di acara jumpa pers di Jakarta pada Jumat, 4 Oktober 2024/RMOL

Dunia

Ini Alasan 116 WNI Lebanon Menolak Dievakuasi

JUMAT, 04 OKTOBER 2024 | 21:02 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebanyak 116 warga negara Indonesia di Lebanon menolak proses evakuasi yang ditawarkan pihak Kedutaan Besar RI di Beirut.

Hal itu diungkap oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha saat jumpa pers di Jakarta pada Jumat (4/10).

Judha menjelaskan bahwa evakuasi bersifat tawaran atau anjuran dan tidak memaksa. Tetapi mengingat status di Lebanon sudah Siaga I, kementerian sangat mendorong agar WNI ikut dalam proses evakuasi tersebut sebelum kondisi semakin memburuk.


"Keputusan evakuasi itu harus dilakukan sekarang. Jangan menunggu situasi keos. Kalau situasi memburuk, kapasitas kita mengevakuasi akan semakin sulit," imbau Judha.

Sejak evakuasi dimulai pertengahan Agustus lalu, hingga kini hanya 65 WNI yang bersedia dan telah dievakuasi. Sementara 116 lainnya memutuskan untuk tetap di Lebanon mereka terdiri dari mahasiswa, pekerja migran, dan WNI yang menikah dengan warga setempat.

"Mereka tersebar di Beirut (83 orang), Baabda (4), Bekaa (5), Byblos (3), Tripoli (13), Akkar (4), Tyre (3), dan Saida (1)," paparnya.

Menurut penuturan Judha, alasan banyak mahasiswa yang menolak dievakuasi adalah karena pihak kampus belum menetapkan situasi darurat di sana, sehingga mereka khawatir dikeluarkan karena tidak masuk kuliah.

"Kampus belum mengumumkan status darurat, mereka khawatir dinyatakan putus sekolah," ujar Judha sambil menjelaskan bahwa kondisi yang sama juga dirasakan oleh para pekerja migran Indonesia yang khawatir dipecat dari pekerjaan mereka di Lebanon.

Selain itu, Judha juga mengungkap bahwa pihak KBRI Beirut kesulitan mengevakuasi beberapa WNI yang ternyata datang ke Lebanon tanpa dokumen yang sah.

"Kalau kita melakukan evakuasi kita akan melewati cek point imigrasi. Para WNI yang tidak berdokumen, membuat kami kesulitan karena prosesnya sangat memakan waktu. Tapi pada akhirnya mereka berhasil dievakuasi," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya