Berita

Presiden Jokowi/Ist

Politik

Inflasi Ikut Pengaruhi Kepuasan Masyarakat Atas Kinerja Jokowi

JUMAT, 04 OKTOBER 2024 | 20:31 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Survei terbaru Indikator Politik menunjukkan 75 persen masyarakat Indonesia puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo menjelang akhir masa jabatannya. 

Dari angka tersebut, 15 persen sangat puas dan 60 persen cukup puas. Sementara itu, 20 persen merasa kurang puas dan 4 persen tidak puas sama sekali.

"Tren kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi menunjukkan kecenderungan yang meningkat," kata Direktur Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat paparkan hasil survei secara daring, Jumat (4/10).


Burhanuddin menuturkan salah satu faktor kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi selama satu dekade sangat dipengaruhi tingkat inflasi. 

Ia lalu membandingkan angka inflasi yang berhasil dicatat di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi.

"Pertama, kita survei Oktober 2014 Pak Jokowi punya approval rating 64 persen bulan Januari 2015, terlihat ada semacam honey moon period, meski nggak terlalu tinggi. Beda dengan SBY pada November 2004 itu langsung 80 persen," ujarnya.

Menurutnya, angka Jokowi tak setinggi SBY karena pertama, saat pertama dilantik Jokowi langsung menaikkan harga BBM.

"Jadi masa bulan madu dengan publik cepat selesai, kenaikan BBM punya dampak ke inflasi," imbuhnya.

Berdasarkan data tersebut, ada penurunan rata-rata angka inflasi tahun ke tahun dari 5,14 persen di periode pertama Jokowi memimpin kemudian menjadi rata-rata 2,84 persen sampai akhir masa jabatan Jokowi.

Data inflasi tersebut kemudian juga dibandingkan dengan catatan inflasi di era Presiden SBY. Di era SBY, angka inflasi tahun ke tahun tercatat rata-rata di 9,90 persen pada periode pertama Presiden SBY dan di angka rata-rata 5,62 persen.

Survei dilakukan periode 22-29 September 2024. Jumlah responden sebanyak 1.200 warga Indonesia. Adapun sampel tambahan diambil dari 11 provinsi terbesar, yakni Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim ,dan Sulsel. Tiap wilayah jumlah respondennya 300, sementara Sumbar menjadi 200 responden.

Metode survei multistage random sampling. Margin of error sekitar 2,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya