Berita

DPR RI/Ist

Politik

PDIP: Penambahan Jumlah Komisi di DPR RI Jangan Sampai Turunkan Kualitas Legislasi

SELASA, 01 OKTOBER 2024 | 22:37 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Rencana penambahan jumlah komisi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, diharapkan tidak menurunkan kualitas kinerja legislasi atau pembuatan regulasi. 

Hal tersebut disampaikan politisi PDIP, Aria Bima, usai mengikuti prosesi pelantikan anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029, di Komplek Parlemen Senayan, Jalan Gatot Subroto, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (1/10). 

"Kami berharap pemekaran komisi menjadi 12 atau 13 harus tetap memperhitungkan bagaimana kualitas persidangan kita untuk lima tahun kedepan, dari fungsi-fungsi anggaran, legislasi, maupun pengawasan. Itu yang kita harapkan," ujar Aria. 

Dia menilai, komposisi jumlah alat kelengkapan dewan akan bertambah menjadi 12 atau 13 dari sebelumnya hanya 11, agak kurang tepat. 

"Sebab saya melihat bahwa komposisi 11 komisi itu anggotanya dan pimpinannya kurang lebih 50:50, yang kadang dari berbagai anggota komisi ini ada yang merangkap ke Baleg (Badan Legislasi), ada yang Badan Urusan Rumah Tangga (BURT), ada yang Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), ada yang badan-badan lainnya," tutur Aria. 

"Belum ada pansus-pansus (panitia khusus) lainnya. Saya berharap nantinya di dalam kita bermufakat harus memperhitungkan supaya alat kelengkapan ini harus berhitung betul tentang jumlah maupun kualitas dalam penempatannya," sambungnya. 

Oleh karena itu, Aria memandang perlu bagi pimpinan dan seluruh fraksi partai politik yang masuk Senayan pada 2024 ini mempertimbangkan dengan baik, khususnya untuk menjaga kinerja DPR RI selama lima tahun ke depan hingga 2029.

"Dan bagaimana DPR ke depan harus menjadi rumah hajatan rakyat. Jangan sampai lima tahun ke depan justru hal-hal yang menyangkut keterwakilan kita itu tidak berbunyi di forum-forum rapat, baik di tingkat komisi maupun paripurna," demikian Aria menambahkan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya