Berita

Asap mengepul di pinggiran selatan Beirut, di tengah permusuhan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel/Reuters

Dunia

Usai Bunuh Bos Hizbullah, Israel Lanjut Serang Puluhan Target di Lebanon

MINGGU, 29 SEPTEMBER 2024 | 15:43 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Meski dikecam banyak pihak karena membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Israel tanpa ragu melanjutkan serangan  militernya di Lebanon pada Minggu (29/9).   

Dalam sebuah laporan, militer Israel mengumumkan telah menggempur puluhan sasaran yang diduga menjadi markas Hizbullah. 

"Serangan tersebut menargetkan gedung tempat senjata dan infrastruktur militer milik Hizbullah dalam beberapa jam terakhir," ungkap Israel, seperti dimuat AFP. 

Israel mengklaim keberhasilannya membunuh Nasrallah dalam serangan udara di Beirut pada Jumat lalu (27/9). Kabar itu kemudian dikonfirmasi kebenarannya oleh Hizbullah. 

Pembunuhan tersebut menandai eskalasi tajam dalam hampir setahun saling balas tembakan lintas batas antara Hizbullah dan Israel, dan berisiko menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam perang yang lebih luas.

Setelah kematian Nasrallah, Netanyahu mengatakan Israel telah membalas dendam atas kematian warga Israel dan warga negara lain, termasuk warga Amerika oleh Hizbullah. 

Pernyataan Netanyahu didukung oleh Juru bicara militer Israel Daniel Hagari yang menyebut kematian Nasrallah membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman.

Namun pembunuhan itu dikecam keras oleh sejumlah negara seperti  Irak, Iran, dan Suriah. 

Iran menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB sebagai protes atas pembunuhan Nasrallah.

Dalam surat tersebut, utusan Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani meminta Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan segera dan tegas untuk menghentikan agresi Israel yang berpotensi menciptakan perang regional. 

Lebih dari 700 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon, menurut data kementerian kesehatan, sejak pemboman benteng pertahanan Hizbullah dimulai awal bulan ini.

Serangan terbaru di hari Sabtu (28/9) menewaskan 33 orang dan melukai 195 orang. 

Sebagian besar kematian di Lebanon terjadi pada hari Senin (23/9), hari kekerasan paling mematikan sejak perang saudara 1975-1990 di negara itu.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya