Berita

Warga memanjat atap rumah saat lingkungan tempat tinggal mereka terendam banjir setelah Sungai Bagmati meluap menyusul hujan lebat di Kathmandu, Nepal, pada Sabtu, 28 September 2024/AFP

Dunia

Nepal Diterjang Banjir dan Longsor, 101 Tewas Termasuk Enam Pemain Bola

MINGGU, 29 SEPTEMBER 2024 | 13:53 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Hujan lebat selama berhari-hari mengakibatkan Sungai Bagmati di Kathmandu, Nepal meluap hingga membanjiri pemukiman di sekitarnya dan memicu tanah longsor.

Menurut otoritas setempat pada Minggu (29/9), bencana alam tersebut sebagian besar terjadi di bagian dataran rendah atau lembah Kathmandu dan diperkirakan telah menewaskan 101 orang.

"Jumlah korban tewas telah mencapai 101, dan 64 orang hilang," kata juru bicara kepolisian Dan Bahadur Karki, seperti dimuat AFP.


Menurut Karki, jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah seiring berlanjutnya misi pencarian.

Dikatakan bahwa di antara korban tewas terdapat enam pemain dari akademi Asosiasi Sepak Bola Nepal (ANFA) di distrik Makwanpur yang meninggal setelah terjebak tanah longsor.

Upaya pencarian diluncurkan setelah keenam pemain tersebut hilang, sementara pemain lainnya dipindahkan ke area yang aman.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” kata ANFA dalam sebuah pernyataan.

Di tempat lain, petugas penyelamat menggunakan helikopter dan perahu karet untuk membantu orang-orang yang terdampar di atap atau tanah yang ditinggikan karena beberapa bagian Kathmandu melaporkan hujan hingga 322,2 mm selama hari terakhir.

Hampir 3.300 orang diselamatkan oleh tim penyelamat hingga Minggu pagi (29/9).

Pada hari Sabtu (28/9), lembah Kathmandu mencatat curah hujan sebesar 240 mm dalam 24 jam.  Ini merupakan yang tertinggi di ibu kota tersebut sejak tahun 1970.

Sebagian besar sungai di negara Himalaya itu meluap, meluap melewati jalan dan jembatan.

Polisi sedang bekerja membersihkan puing-puing dan membuka kembali jalan setelah tanah longsor memblokir jalan raya di 28 tempat.

Hujan monsun dari bulan Juni hingga September membawa kematian dan kerusakan yang meluas setiap tahun di seluruh Asia Selatan, tetapi jumlah banjir dan tanah longsor yang fatal telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Para ahli mengatakan perubahan iklim telah memperburuk frekuensi dan intensitasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya