Berita

Keterangan foto (kiri ke kanan): Dosen Fakultas Hukum UKI Yuni Artha Manalu, moderator Iskandar Sitorus, Pemimpin Redaksi RMOL.id, Ade Mulyana dan praktisi hukum Petrus Selestinus dalam diskusi bertema "Mampukah Kejagung Pertahankan Kinerja Berantas Korupsi Era Presiden Prabowo Subianto?" di kawasan Sunter, Jakarta Utara pada Jumat (27/9)/RMOL

Hukum

Atasi Korupsi, Kejagung Harus Sering Koordinasi dengan KPK dan Polisi

JUMAT, 27 SEPTEMBER 2024 | 15:15 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Kejaksaan Agung (Kejagung) yang merupakan aparat penegakan hukum harusnya sering berkoordinasi dengan Polri, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Presiden dalam penindakan kasus korupsi.

Hasil koordinasi itulah yang nanti akan dirilis ke publik untuk mengetahui penanganan kasus korupsi yang sedang terjadi di Indonesia. 

Pandangan itu disampaikan praktisi hukum Petrus Selestinus dalam diskusi bertema "Mampukah Kejagung Pertahankan Kinerja Berantas Korupsi Era Presiden Prabowo Subianto?" di kawasan Sunter, Jakarta Utara pada Jumat (27/9).

"Harusnya tiap 3 bulan, Jaksa Agung menghadap Presiden atau koordinasi dengan KPK dan Kapolri soal penanganan korupsi," kata Petrus.

Petrus menilai hal ini jarang dilakukan, dan bila terjadi kasus besar yang diduga berujung pada pejabat tertentu, para APH sibuk menyelamatkan diri masing-masing.

Bahkan, Petrus mendengar isu jual beli surat perintah penyidikan (sprindik) yang dikeluarkan untuk menakut-nakuti pihak tertentu yang tersandung kasus.

Untuk meminimalisir hal ini terulang kembali, lanjut Petrus, usai dilantik jadi Presiden, Prabowo harus fokus 100 hari dalam penanganan korupsi.

"Prabowo di 100 hari kerja harus menjalankan fungsi KPK ke UU lama biar KPK independen dan UU Kejaksaan biar ada batasannya. Kejaksaan dia bilang independen, tapi sering diidentifikasi ada politik sprindik kejaksaan untuk menetapkan seseorang jadi tersangka," jelas Petrus.

Dengan sering berkoordinasi, maka seluruh APH bakal fokus dan berani dalam memberantas kasus korupsi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya