Berita

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/The Nation

Dunia

Netanyahu Bersikeras Lanjutkan Pertempuran Skala Penuh dengan Hizbullah

JUMAT, 27 SEPTEMBER 2024 | 12:08 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Seruan gencatan senjata di perbatasan Lebanon selama 21 hari dari Amerika Serikat dan Prancis tampaknya tidak ditanggapi dengan serius oleh Israel.

Pasalnya, meski desakan itu disampaikan oleh mitra dekatnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras memerintahkan pasukan bertempur habis-habisan melawan Hizbullah.

Netanyahu yang baru tiba di New York untuk menghadiri sidang tahunan PBB mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berhenti menyerang Lebanon hingga pemukim Israel bisa kembali dengan selamat di wilayah pendudukan Utara.

"Kami terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh. Dan kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai semua tujuan kami, yang terpenting adalah mengembalikan penduduk utara dengan aman ke rumah mereka," tegasnya, seperti dikutip dari iNews UK pada Jumat (27/9).

Komentar Netanyahu muncul saat militer Israel mengaku berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman yang memicu sirine serangan udara di seluruh wilayah, termasuk di Tel Aviv.

Rudal lain dari Yaman mendarat di Israel tengah sekitar dua minggu lalu.

Israel telah meningkatkan serangan secara drastis di Lebanon minggu ini, yang menurut otoritas setempat telah menewaskan 696 orang.

Kelompok militer Lebanon, Hizbullah mengatakan tidak akan berhenti menembakkan roket ke Israel sampai mereka menghentikan serangannya terhadap warga Palestina di Gaza.

Pasukan Pertahanan Israel mengatakan serangannya di Lebanon Timur telah menewaskan seorang komandan pesawat nirawak Hizbullah, Mohammed Hussein Surour.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 92 orang tewas akibat serangan udara Israel pada hari Kamis (26/9), sementara tidak ada kematian akibat tembakan Hizbullah yang dilaporkan di Israel.

Di waktu yang sama, proposal gencatan senjata diajukan oleh 12 sekutu internasional mendesak gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah untuk memberi waktu bagi negosiasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut dan kemungkinan invasi darat Israel.

Sementara Israel belum memberikan tanggapan yang pasti tentang gencatan senjata, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyatakan bahwa gencatan senjata mungkin dilakukan.

"Semoga saja ya," ujarnya dalam sebuah wawancara.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya