Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Rifki Ismal (kanan), dalam acara Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah bertajuk “Penguatan Inklusi Keuangan Syariah Menuju Indonesia Emas”/RMOL
Ekonomi syariah semakin berkembang di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di tengah tren ini, peran ulama sangat krusial dalam mengedukasi masyarakat mengenai konsep, praktik, dan manfaat dari ekonomi syariah.
Demikian disampaikan Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Rifki Ismal dalam acara Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah bertajuk “Penguatan Inklusi Keuangan Syariah Menuju Indonesia Emas” di Hotel Katika Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
"Ulama kan didengar masyarakat, dan masyarakat Indonesia sangat patuh pada ulama," kata Rifki.
Ulama dinilai tidak hanya menjadi rujukan dalam masalah ibadah dan akidah, tetapi juga dalam aspek muamalah, termasuk ekonomi. Mereka berperan menjelaskan dasar-dasar syariah, seperti riba, zakat, infaq, dan sedekah, yang berkaitan erat dengan ekonomi syariah.
Pengetahuan ini penting agar masyarakat memahami perbedaan antara sistem ekonomi konvensional dan syariah, serta mampu bertransaksi sesuai dengan ajaran Islam.
Melalui kajian-kajian, ceramah, dan fatwa, ulama turut mendorong masyarakat untuk memanfaatkan produk-produk keuangan syariah, seperti perbankan syariah, asuransi syariah, dan investasi halal.
"Ketika ulama memberikan penjelasan ekonomi Syariah, itu juga sama meningkatkan literasi rate masyarakat akan naik," sambungnya.
Ulama juga memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing masyarakat menuju pemahaman dan penerapan ekonomi syariah yang lebih baik, sehingga menciptakan kesejahteraan dan keberkahan dalam kehidupan ekonomi.