Berita

Bank Sentral China, PBoC (Foto: Bloomberg.com)

Bisnis

China Pesta Cuan Sendirian, IHSG-Rupiah Mandek

SELASA, 24 SEPTEMBER 2024 | 16:35 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Kejutan mewarnai sesi perdagangan di Asia kali ini. Setelah sebelumnya otoritas China berkukuh mempertahankan besaran suku bunga beberapa waktu lalu, kini beralih melakukan serangkaian pelonggaran moneter demi mengatasi lesunya perekonomian terbesar Asia itu.

Laporan lebih jauh menyebutkan, Bank Sentral China, PBoC yang dalam kesempatan konferensi pers kali ini merilis rencana penurunan suku bunga (Loan Prime Rate) sebesar 0,2 persen hingga 0,25 persen. Rencana ini juga dipadu dengan kebijakan penurunan tingkat syarat pencadangan (atau dikenal sebagai Reserve Requirement Ratio, RRR) sebesar 50 basis poin. Rangkaian kebijakan ini diarahkan untuk mengguyur likuiditas guna mendongkrak kinerja perekonomian yang sedang sangat lesu.

Rilis kebijakan tersebut kemudian disambut aksi akumulasi sangat agresif di bursa saham China dan Hong Kong. Pantauan menunjukkan indeks di bursa saham Shanghai dan Hong Kong yang melompat fantastis hingga lebih dari 4 persen. Namun sentimen gembira China tersebut gagal menjalar ke seluruh Asia. Pantauan menunjukkan, gerak indeks di bursa saham utama Asia yang masih bertahan di rentang terbatas hingga sesi perdagangan berakhir.

Indeks Nikkei (Jepang) ditutup menguat 0,57 persen di 37.940,59, sedangkan indeks KOSPI (Korea Selatan) melonjak 1,14 persen di 2.631,68, dan indeks ASX200 (Australia) turun tipis 0,13 persen setelah berakhir di 8.142,0. Pesta cuan di bursa saham China dan Hong Kong, dengan demikian gagal mengangkat bursa Asia.

Pola serupa juga terjadi di Indonesia, di mana gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu menapak di rentang moderat di sepanjang sesi perdagangan. Pantauan bahkan memperlihatkan, gerak IHSG yang berulangkali menginjak zona pelemahan tipis di pertengahan sesi perdagangan sore. IHSG akhirnya menutup sesi dengan naik sangat tipis 0,04 persen di 7.778,49.

Kinerja saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan terlihat bervariasi namun cenderung konsisten bergerak di rentang terbatas sebagai cermin dari keraguan pelaku pasar. Saham unggulan seperti: BBRI, ADRO, ASII dan ICBP tercatat mampu bertahan naik. Namun sejumlah saham unggulan lainnya  terperosok di zona merah, seperti: BBCA, BMRI, TLKM serta PTBA.

Sementara sentimen dari rilis data ifo business climate dari Jerman di sesi perdagangan sore  memperlihatkan situasi yang menurun.  Indikator iklim bisnis di Jerman diklaim sebesar 85,4 di bulan September, atau menurun dibanding Agustus lalu yang sebesar 86,6.  Rilis data ini  terlihat kurang mendapatkan sambutan dari pelaku pasar di Jakarta. IHSG akhirnya terkesan lesu darah dalam menjalani sesi perdagangan hari ini, Selasa 24 September 2024.

Rupiah Menguat Tipis

Kinerja tak jauh berbeda juga mendera nilai tukar Rupiah di pasar uang. Setelah sempat berupaya menguat lebih jauh, gerak Rupiah berbalik melemah di pertengahan sesi perdagangan sore. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah tercatat bertengger di kisaran Rp15.180 per Dolar AS atau menguat tipis 0,09 persen.

Rupiah secara keseluruhan masih konsisten menapak di rentang terbatas di sepanjang sesi perdagangan hari ini. Sentimen dari rilis data ifo business climate dari Jerman yang semula diharapkan mampu mendongkrak Rupiah lebih tinggi, gagal terealisir. Hal ini sesuai dengan pola yang terjadi di pasar uang global, di mana nilai tukar Euro terpantau gagal membukukan penguatan tajam.

Pantauan lebih jauh menunjukkan, nilai tukar Euro dan Poundsterling yang memang sempat berupaya melonjak pada sore hari. Namun lonjakan yang terjadi cenderung berada di rentang terbatas. Situasi ini akhirnya menyulitkan mata uang Asia, termasuk Rupiah, untuk melakukan penguatan lebih signifikan.

Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, mata uang Asia terpantau bergerak bervariasi dan dalam rentang sempit. Nilai tukar Baht Thailand, Ringgit Malaysia, Yuan China dan Dolar Hong Kong masih berupaya bertahan menguat tipis. Namun  Peso Filipina dan Rupee India jatuh dalam zona pelemahan moderat.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

UPDATE

Rusia, China dan Iran Dituding Gunakan AI untuk Ganggu Pilpres AS

Jumat, 27 September 2024 | 09:54

Kejar Keuntungan, Toko Daring Kompak Naikkan Biaya Komisi

Jumat, 27 September 2024 | 09:41

Cuma Bangun Gedung, Jokowi Belum Pindahkan Ibu Kota ke IKN

Jumat, 27 September 2024 | 09:28

Karpet Persia, Eksotik dan Banyak Dikoleksi sebagai Investasi

Jumat, 27 September 2024 | 09:27

Satgas Impor Ilegal Bukan Penyelesaian, hanya Shock Therapy Saja

Jumat, 27 September 2024 | 09:14

Diduga Tidak Netral di PK Mardani Maming, KY Perlu Periksa Hakim Ansori

Jumat, 27 September 2024 | 09:09

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Stagnan, Termurah Masih Dibanderol Rp780.500

Jumat, 27 September 2024 | 09:03

Zulhas: Rencana Pemindahan Pelabuhan Barang Impor Diputuskan Prabowo

Jumat, 27 September 2024 | 08:52

Komitmen Prabowo Lanjutkan Pondasi Ekonomi Jokowi, Beri Kepastian bagi Investor

Jumat, 27 September 2024 | 08:47

Prabowo-Gibran Bakal Tarik Utang Baru Rp775 Triliun di Awal Menjabat, Buat Apa?

Jumat, 27 September 2024 | 08:35

Selengkapnya