Asap mengepul dari serangan udara Israel di desa Kfar Rouman, seperti yang terlihat dari kota Marjayoun, Lebanon selatan, Senin, 23 September 2024/AP
Pasukan militer Israel meluncurkan serangan udara terbesar dan paling mematikan sepanjang sejarah ke wilayah perbatasan Lebanon.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan apapun untuk memukul mundur tentara Hizbullah dari perbatasan tersebut.
Menurut penuturan Hagari, pihaknya berhasil meluncurkan pesawat tempur dan menyerang 1.600 target Hizbullah pada Senin waktu setempat (23/9), menghancurkan rudal jelajah, roket jarak jauh dan pendek, serta drone militer.
"Kami tidak mencari perang. Kami ingin menumbangkan ancaman. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai misi ini," tegasnya, seperti dimuat
Associated Press.Hagari menambahkan, pihaknya siap melancarkan invasi darat ke Lebanon jika diperlukan.
Kementerian kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel di hari itu menewaskan 492 orang, termasuk 35 anak-anak dan 58 wanita, dan melukai 1.645 orang.
Jumlah korban yang begitu banyak dalam sehari tentu menjadi pukulan keras bagi negara yang masih terguncang karena serangan mematikan terhadap perangkat komunikasi minggu lalu.
Militer Israel memperingatkan penduduk di Lebanon selatan dan timur untuk mengungsi menjelang perluasan kampanye udara terhadap Hizbullah.
Ribuan warga Lebanon mengungsi ke selatan, jalan raya menuju pelabuhan selatan Sidon macet dengan mobil-mobil. Ini merupakan eksodus terbesar sejak perang 2006 lalu.
Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan serangan sebelumnya menghantam rumah sakit, pusat medis, dan ambulans.
Pemerintah memerintahkan sekolah dan universitas untuk tutup di sebagian besar wilayah negara itu dan mulai menyiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi.
Beberapa serangan menghantam daerah permukiman di selatan dan timur Lembah Bekaa. Satu serangan menghantam daerah hutan sejauh Byblos, lebih dari 130 kilometer dari perbatasan utara Beirut.
Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan Israel sedang mempersiapkan tahap operasi berikutnya terhadap Hizbullah dengan menargetkan infrastruktur yang dibangun selama 20 tahun terakhir oleh kelompok militer Lebanon tersebut.
Halevi mengatakan tujuannya adalah untuk memungkinkan warga Israel yang mengungsi kembali ke rumah mereka di Israel utara.
Hizbullah membalas dengan meluncurkan sekitar 150 roket, rudal, dan pesawat nirawak ke Israel utara sebagai balasan atas serangan yang menewaskan seorang komandan tinggi dan puluhan pejuang.
Aksi saling serang tersebut meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan, bahkan ketika Israel memerangi Hamas di Gaza dan mencoba menegosiasikan pembebasan sejumlah sandera yang ditawan sejak 7 Oktober.
Hizbullah telah berjanji untuk melanjutkan serangannya sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, sesama negara Islam di Timur Tengah.