Pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) menjadi sorotan utama bagi sivitas akademika, alumni, dan seluruh pemangku kepentingan. Sebagai perguruan tinggi kebanggaan bangsa, UI diharapkan mampu menjawab tantangan kompleks yang dihadapi bangsa, terutama dalam bidang pendidikan dan penelitian.
Demikian disampaikan Ketua Ikatan Alumni (Iluni) Fakultas Teknik UI, Farrizky Astrawinata, di sela-sela acara "Deklarasi Dukungan Iluni FT UI untuk Profesor Heri Hermansyah", di Depok, Jawa Barat, Minggu (22/9).
Kiki, sapaannya akrabnya mengatakan, salah satu isu krusial yang mencuat adalah persoalan pembiayaan pendidikan di UI. Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang sempat menjadi polemik menjadi bukti nyata bahwa pendanaan menjadi tantangan besar bagi perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) seperti UI.
Maka dari itu, Iluni FT UI menyoroti dua hal penting yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan keuangan UI. Pertama, transparansi anggaran perlu ditingkatkan secara signifikan. Dengan transparansi yang baik, publik dapat ikut mengawasi penggunaan anggaran dan memberikan masukan yang konstruktif.
"Kedua, UI perlu lebih proaktif dalam mencari sumber pendanaan di luar anggaran negara dan UKT mahasiswa," tutur Kiki, melalui keterangannya, Minggu (22/9).
Alumni FT UI 1999 tersebut menjelaskan, UI memiliki potensi besar untuk menjadi
role model dalam tata kelola universitas di Indonesia. Dan lewat penguatan transparansi, UI dapat menarik lebih banyak kolaborasi dengan pihak eksternal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Calon Rektor UI diharapkan mampu merumuskan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah pembiayaan ini," jelas Kiki.
Persoalan yang tak kalah penting adalah soal penelitian dan inovasi. Dijabarkan Kiki, kemampuan untuk melakukan penelitian dan penemuan inovasi yang bertaut dengan kebutuhan bagi industri dan masyarakat amat penting bagi seorang Rektor. Termasuk di dalamnya
enterpreneurship skill dan utilisasi aset-aset dan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan manfaat yang sebesar-sebesarnya untuk UI.
Di samping itu, kemampuan untuk bekerja sama bisnis secara profesional yang saling menguntungkan dengan para pelaku bisnis dalam negeri dan luar negeri, adalah kompetensi yang harus terus selalu ditingkatkan secara serius.
"Tujuannya tak lain untuk meningkatkan porsi pemasukan dari kerja sama dengan pihak luar yang lebih besar dalam anggaran penyelenggaraan pendidikan di UI," beber Kiki.
Prof Heri Sosok yang Tepat untuk UI Dijelaskan Kiki, berdasarkan tantangan di atas serta merujuk kepada kompetensi, integritas, rekam jejak, visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh para calon Rektor, Iluni FT UI yakin sosok tersebut ada pada Heri Hermansyah.
"Dengan ini kami menyatakan dukungan penuh kepada Prof Dr Heri Hermansyah, ST, MEng, IPU. Beliau sangat layak menjadi Rektor Universitas Indonesia periode 2024-2029," tegas Kiki.
Kiki yakin, Prof Heri dengan jejaring dan pengalamannya di dunia internasional bisa menjawab persoalan krusial di atas. Menurutnya, kemampuan untuk mendapatkan dana di luar APBN dan UKT adalah salah satu parameter evaluasi utama keberhasilan institusi pendidikan dengan bentuk PTNBH.
"Termasuk di dalamnya mengembangkan sumber pendapatan baru. Misal melalui komersialisasi hasil penelitian, inkubasi bisnis, dan kerja sama dengan industri," papar Kiki.
"Kemudian penting juga untuk memperkuat kemitraan strategis, membangun kerja sama dengan lembaga donor, pemerintah daerah, dan perusahaan swasta untuk mendapatkan dukungan finansial," lanjutnya.
UI dan Solusi Bangsa Sementara itu, Sekjen FT UI, Putri Handayani, berharap kepemimpinan UI mendatang mampu meningkatkan kontribusi, dalam konteks memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah bangsa. Putri lantas menyoroti dua isu yang menurutnya tengah menjadi
concern dunia, yakni krisis iklim dan krisis pangan
"Kedua persoalan ini menjadi sebuah keniscayaan dan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia dalam tahun-tahun ke depan," tegas dia.
Indonesia, lanjut Putri, yang masih mempunyai pendapatan per kapita rendah-menengah, penduduk terbanyak ke-4 di dunia, dan semua keunikan kondisi geografinya akan berpotensi mengalami dampak yang signifikan dari krisis iklim dan krisis pangan ini.
"UI sebagai universitas terkemuka di Indonesia tentu sangat diharapkan perannya untuk memberi jalan keluar bagi bangsa dan negara ini," tambahnya.
Terkait persoalan pangan, Putri paham, UI memang tidak memiliki fakultas pertanian ataupun pangan. Akan tetapi, Iluni FT UI melihat bahwa peran kampus bagi bangsa dan negara dalam menghadapi krisis pangan sangat diperlukan.
"Misalnya dalam hal inovasi teknologi. Bisa dari sisi kebersihan dan keamanan makanan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan, maupun masukan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi, dan sosial yang dapat menjamin tercukupinya gizi dan standar kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya generasi penerus bangsa," pungkasnya.