Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

The Fed Pangkas Suku Bunga, Perdagangan Saham Jepang Naik

KAMIS, 19 SEPTEMBER 2024 | 13:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kebijakan ekonomi AS dan melemahnya yen ikut menjadi faktor naiknya perdagangan saham Jepang pada Kamis (19/9).

Dikutip dari Nikkei Asia, indeks acuan Nikkei Stock Average naik menjadi 37.394,52 pada satu titik, naik 1.014,35 poin, atau 2,8 persen. Indeks Harga Saham Tokyo yang lebih luas diperdagangkan pada 2.631,88, naik 66,51 poin, atau 2,6 persen.

Perusahaan eksportir termasuk di antara peraih keuntungan terbesar pada sesi pagi. Toyota Motors naik 5,96 persen dan Honda Motor naik 5,06 persen pada satu titik.

Yen awalnya menguat ke level pertengahan 140 setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Namun mata uang Jepang tersebut dengan cepat melemah dan diperdagangkan di level pertengahan 143 pada Kamis pagi.

“Lonjakan di pasar ekuitas Jepang hari ini terjadi karena kami telah mengonfirmasi batas apresiasi yen,” kata Takashi Hiroki, kepala strategi di Monex Securities.

Investor telah menunggu untuk melihat seberapa besar yen akan menguat dari pemangkasan suku bunga AS. Yen yang lebih lemah cenderung mengangkat saham Jepang.

"Pelemahan yen dan sikap Fed merupakan berita baik bagi saham Jepang," kata Tomochika Kitaoka, kepala strategi ekuitas Jepang di Nomura Securities.

"Yen yang melemah dan sikap dovish The Fed untuk menghindari resesi sangat menggembirakan bagi Jepang karena ekonomi dan pendapatan [perusahaan]-nya sangat sensitif terhadap AS," katanya. 

Ia menambahkan bahwa pasar akan berhati-hati terhadap pendapatan perusahaan Jepang untuk beberapa kuartal mendatang. Hal ini karena menyempitnya selisih suku bunga antara AS dan Jepang dapat memperkuat yen.

Shoki Omori, kepala strategi di Mizuho Securities, mengatakan investor Jepang merasa lega karena ketidakpastian berkurang, yang memungkinkan mereka mengambil lebih banyak risiko.

Ia tidak memperkirakan yen akan melemah melampaui level 145 karena nada agresif Bank of Japan. Omori memperkirakan Fed tidak mungkin memberlakukan pemangkasan besar lagi.

"Nada agresif dari BOJ juga membuat investor asing tidak mungkin kembali melakukan perdagangan carry," katanya. 

"The Fed mengatakan akan bergantung pada data. Mengingat kami telah melakukan pemangkasan 50 basis poin, saya pikir peluang untuk melihat pemangkasan 50 basis poin lagi tahun ini lebih kecil," Omori menambahkan.

"Jadi itulah mengapa saya pikir ada kelegaan pada yen, dan juga, saya pikir, ekuitas," lanjutnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya