Berita

Aktivitas pengerukan pasir laut/Ist

Politik

Pelegalan Pengerukan Pasir Laut Munculkan Konflik Sosial

RABU, 18 SEPTEMBER 2024 | 10:07 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Keputusan pemerintah melegalkan pengerukan pasir laut yang sudah 20 tahun dilarang bisa mengancam ekonomi nelayan serta menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.

Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mengatakan, nelayan yang selama ini hidup di pesisir pantai akan terganggu mata pencahariannya lantaran pengerukan pasir bisa mengurangj populasi habitat laut.

"Kerusakan habitat laut bisa mengurangi populasi ikan dan sumber daya laut lainnya. Hal ini akhirnya berdampak negatif pada mata pencaharian nelayan lokal," kata Amin kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Rabu (18/9).

Selain itu, kata legislator dari fraksi PKS DPR RI ini, akibat dari pengerukan pasir laut ini akan menimbulkan konflik sosial antara masyarakat dan juga pemerintah.

"Aktivitas pengerukan pasir bisa memicu ketegangan antara pemerintah, perusahaan pengeruk, dan masyarakat pesisir yang tergantung pada ekosistem laut untuk kelangsungan hidup mereka," tutup Amin.

Diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi membuka keran ekspor pasir laut. 

Sebelumnya, selama 20 tahun, mengapalkan pasir laut untuk dikirim ke luar negeri adalah aktivitas ilegal. 

Aktivitas melegalkan aktivitas pengerukan dan pengiriman pasir laut dari wilayah Indonesia untuk kemudian dijual ke luar negeri diatur dalam Permendag Nomor 20 Tahun 2024 tentang Barang yang Dilarang untuk Diekspor. 

Aturan lainnya yaitu Permendag Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 23 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor.



Populer

BANI Menangkan Anak-Anak Soeharto, OC Kaligis: Kami Gugat dan Lawan

Selasa, 03 Desember 2024 | 15:57

Lebih Mulia Dagang Es Teh daripada Dagang Agama

Rabu, 04 Desember 2024 | 06:59

Jokowi Tekor Ratusan Miliar di Pilkada Jakarta

Senin, 02 Desember 2024 | 01:26

Indahnya Seragam Warna Cokelat

Sabtu, 30 November 2024 | 09:37

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

Jokowi dan Keluarga Bakal Masuk Gerindra, Begini Kata Dasco

Kamis, 05 Desember 2024 | 14:01

UPDATE

Ngamuk, Beijing Bekukan Aset 13 Perusahaan Pertahanan AS yang Ada di Tiongkok

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:57

BRI Sabet Dua Penghargaan di Ajang Bergengsi The 15th IICD Corporate Governance Award

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:43

Harga Emas Antam Anjlok Jelang Akhir Pekan

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:33

Menteri P2MI Lantik Tim Reaksi Cepat Pelindungan Pekerja Migran

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:31

PKB Tuding Tambang Liar Biang Kerok Banjir Sukabumi

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:22

Fadli Zon Apresiasi Penetapan Kolintang sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:20

Bukan karena Stok, Ini Biang Kerok Harga MinyaKita Tak Kunjung Turun

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:18

Petugas Lapas Ikut Dicopot Saat Terlibat Peredaran Narkoba

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:04

Pemberontak Suriah Rebut Provinsi Hama, Pukulan Baru untuk Bashar Al-Assad

Jumat, 06 Desember 2024 | 08:55

Kisruh Prancis, Saham Eropa Berakhir di Zona Hijau

Jumat, 06 Desember 2024 | 08:52

Selengkapnya