Politisi PDI Perjuangan Said Abdullah/Net
Rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak dapat diartikan sebagai sinyal koalisi atau PDIP menyerah menjadi oposisi.
Hal itu disampaikan Ketua DPP PDIP Said Abdullah soal rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
“Tidak ada, ketika kedua pemimpin bangsa bertemu berdua, tiba-tiba kita datang pada kesimpulan bahwa PDI Perjuangan melunak, kemudian masuk ke dalam (koalisi),” kata Said Abdullah kepada wartawan di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (17/9).
Untuk itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini meminta publik tidak menyimpulkan pertemuan Prabowo dan Megawati sebagai sinyal koalsi. Ia menegaskan bahwa posisi PDIP baik di dalam dan di luar pemerintahan tidak ada bedanya meskipun memiliki visi yang sama.
“Maka kesimpulan itu tahan dulu. Kita menunggu bagaimana kedua beliau ini menyamakan visinya ke depan merawat Indonesia, memajukan Indonesia, memakmurkan kita semua, rakyat Indonesia,” ucapnya.
“Kalau itu punya kesamaan, insya Allah kami melihatnya bagi PDI Perjuangan, baik di dalam maupun di luar sama saja,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa PDIP juga bukan partai yang gampang baper jika tidak dapat jatah kursi kabinet.
“Kalau PDI Perjuangan bertemu kemudian dikasih menteri. Atau sebaliknya, PDI Perjuangan tidak bertemu, tidak dikasih menteri, ngambek. Itu tidak ada ceritanya,” demikian Said Abdullah.