Peneliti ICW Yassar Aulia/Net
Niatan mengklarifikasi langsung kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep mengenai penggunaan private jet untuk pelesiran ke Amerika Serikat, justru Indonesia Corruption Watch (ICW) diduga malah mendapatkan dugaan intimidasi.
Peneliti ICW Yassar Aulia menyampaikan hal tersebut dalam wawancara dengan kanal Youtube Satu Visi Utama, yang diunggah dan ditayangkan pada Sabtu (14/9).
Yassar menjelaskan, ICW bermaksud menggelar diskusi terbuka dengan warga dan juga Kaesang yang dibicarakan banyak pihak, baik di media sosial maupun pemberitaan, karena mendapat fasilitas private jet dari pengusaha online shop untuk berpergian dengan istrinya ke Amerika Serikat.
"Jadi sebenarnya acara ini hanya mencoba untuk memfasilitasi warga yang di sosial media sudah marah gitu, dan kami mencoba kalau mau marah kita sekalian saja marah dengan pihak-pihak yang terkait langsung, dalam hal ini tadi sudah disebut Kaesang dan dari KPK yang banyak didesak untuk segera mengusut kasus ini," urai Yassar.
Namun, diungkap Yassar bahwa rencana kegiatan diskusi bersama Kaesang sudah dilakukan secara baik, dengan cara berkirim surat ke Kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin adik dari Wakil Presiden terpilih 2024 Gibran Rakabuming Raka itu.
"Jadi secara kronologi pada September itu di hari Senin kami sudah membooking salah satu cafe di daerah Blok M, dan sudah deal bahwa akan diselenggarakan kegiatan dengan format diskusi pada 12 September," katanya.
"Nah di hari Rabu pada 11 September kami mengirimkan surat tuh ke kantor PSI langsung, dan diterima oleh salah satu penjaga di situ, dan sudah dimasukkan dan diregistrasi," sambung Yassar.
Karena sudah mengundang Kaesang secara resmi, dia mengatakan ICW langsung memposting agenda kegiatan diskusi bersama Kaesang, dengan pokok bahasan mengenai skandal penggunaan private jet.
"Pada siangnya kami publikasikan di media sosial terkait rencana kegiatan tanggal 12-nya tuh di media sosial Instagram di media sosial X dan kebetulan viral, sangat viral itu karena hal tersebut membuat antusias semua warga," ujarnya.
Yassar kemudian mengungkapkan, beberapa jam sebelum acara diskusi dimulai pihak ICW dihubungi oleh pihak cafe tempat pelaksanaan, dan mengatakan cafe tersebut tidak bisa digunakan untuk membahas soal permasalahan private jet Kaesang.
"Ini konteksnya adalah di hari H dan kurang dari 24 jam sebelum kegiatan, ini mereka menyatakan bahwa manajemen cafe mendapat telepon dari seorang petinggi di BUMN, di Peruri, dan meminta untuk acara nanti malam tidak bisa dilaksanakan karena dikatakan isunya tidak bisa dibahas di situ, dan dikarenakan cafe tersebut memang masih di wilayah BUMN, dikelola BUMN," ucapnya.
Karena dilarang mengadakan diskusi di cafe tersebut, Yassar menyatakan pihak ICW sempat protes dan meminta surat resmi pembatalan penggunaan cafe berikut alasannya.
"Dan dikirimkan (suratnya). Salah satunya (isinya) adalah alasan mereka membatalkan dan tidak menyetujui penggunaan venue di cafe tersebut, adalah karena pertama acara tersebut rawan akan provokasi dan ada potensi mengganggu keamanan dan ketertiban," demikian Yassar menambahkan.