Menimbang besarnya manfaat yang akan didapatkan secara global, Julie Kozack, juru bicara Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ia menyambut perluasan BRICS.
Berbicara kepada wartawan pada Kamis (12/9) ia menanggapi pertanyaan tentang rencana Turki untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
“Pandangan kami adalah bahwa peningkatan dan perluasan kerja sama internasional serta pendalaman hubungan perdagangan dan investasi di antara kelompok negara harus disambut dan didorong,” kata Kozack, seperti dikutip dari
RT, Jumat (13/9).
Terutama, katanya, jika perluasan ditujukan untuk mengurangi fragmentasi dan menurunkan biaya perdagangan dan investasi di antara negara-negara peserta.
"Keputusan untuk bergabung dengan inisiatif semacam itu merupakan keputusan kedaulatan masing-masing negara anggota," ujarnya.
Ankara sebelumnya telah menegaskan haknya untuk menjalin hubungan dengan negara atau organisasi internasional mana pun yang dianggapnya sesuai, dan menyatakan bahwa keterlibatannya dengan BRICS atau Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) tidak mengganggu komitmen lainnya, termasuk dengan NATO.
"Kami tidak menganggap BRICS sebagai alternatif bagi struktur lainnya. Kami menganggap semua struktur dan aliansi ini memiliki fungsi yang berbeda," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mencatat bahwa hingga 34 negara telah menyatakan minatnya pada BRICS, dengan diskusi yang sedang berlangsung tentang kemitraan potensial.
Bloomberg melaporkan pada awal September bahwa keanggotaan Turki dapat dipertimbangkan pada pertemuan puncak BRICS mendatang di Kazan, Rusia, pada akhir Oktober mendatang di mana Erdogan telah diundang ke pertemuan tersebut.
Ajudan presiden Rusia Yury Ushakov mengonfirmasi bahwa Ankara secara resmi mengajukan keanggotaan dan mengatakan organisasi tersebut akan mempertimbangkannya.
Didirikan pada tahun 2009 oleh Rusia, Tiongkok, India, dan Brasil, organisasi ini diikuti oleh Afrika Selatan pada tahun berikutnya. Pada tahun 2024, kelompok ini berkembang lebih jauh hingga mencakup Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, dan Ethiopia.