Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Tiga Catatan di Balik Pilkada Lawan Kotak Kosong di 41 Daerah

SELASA, 10 SEPTEMBER 2024 | 09:40 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Setidaknya ada tiga faktor di balik masih adanya kotak kosong pada Pilkada 2024. Tahun ini, pertarungan melawan kotak kosong akan tersaji di 41 daerah.

Analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menuturkan faktor pertama disebabkan oleh gagalnya partai politik melakukan kaderisasi di internal partainya.

"Sehingga di daerah-daerah tertentu partai gagal menyodorkan kader terbaik mereka untuk bertanding," kata Adi Prayitno kepada RMOL, Selasa (10/9).

Faktor kedua, kata Adi, karena adanya koalisi besar. Akibatnya, partai politik terbelenggu untuk tidak mencalonkan kader terbaiknya lantaran terbawa suara mayoritas koalisi.

"Karena faktor qualify mayoritas, ada kecenderungan, yang di pilkada-pilkada melawan kotak kosong ini didorong kekuatan besar sehingga tak menyisakan lawan," ujarnya.

"Terutama partai-partai yang kalah itu cenderung ingin berkoalisi ingin menang," imbuhnya.

Kemudian yang ketiga, Adi menilai adanya faktor sanak keluarga dan kerabat yang berada di lingkaran kekuasaan.

"Saya kira tak bisa dibantah yang di sejumlah tempat hanya melawan kotak kosong, efeknya apa banyak calon tak berani melawan calon yang berasal dari pejabat kekuasaan saat ini," tutupnya.

Sebanyak 41 daerah akan melaksanakan Pilkada 2024 melawan kotak kosong. Adapun daftar lengkap daerah yang hanya punya satu bapaslon di Pilkada Serentak 2024.

Rinciannya untuk Pilgub hanya di Papua Barat. Sedangkan Pilwali di Kota Pangkal Pinang, Kota Pasuruan, Kota Surabaya, Kota Tarakan dan Kota Samarinda.

Kemudian pemilihan bupati ada di daerah Aceh Utara, Aceh Tamiang, Tapanuli Tengah, Asahan, Pakpak Bharat, Serdang Bedagai, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Dharmasraya, Batanghari.

Selanjutnya ada di daerah Ogan Ilir, Empat Lawang, Bengkulu Utara, Lampung Barat, Lampung Timur, Tulang Bawang Barat, Bangka, Bangka Selatan, Bintan, Ciamis.

Lalu, di Banyumas, Sukoharjo, Brebes, Trenggalek, Ngawi, Gresik, Bengkayang, Tanah Bumbu, Balangan, Malinau, Maros, Muna Barat, Pasangkayu, Manokwari dan terakhir Kaimana.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya