Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Puluhan Virus Menular Terdeteksi pada Hewan Ternak Berbulu Tiongkok

KAMIS, 05 SEPTEMBER 2024 | 11:01 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Peneliti menemukan puluhan virus pada hewan ternak berbulu di Tiongkok, beberapa di antaranya berpotensi menular ke manusia.

Ahli virologi Edward Holmes melakukan penelitian terhadap penyebaran virus melalui peternakan bulu di tempat asal Covid-19 yakni Tiongkok.

Ia merasa bahwa industri peternakan bulu global adalah salah satu sumber yang paling mungkin untuk menciptakan pandemi baru.

"Secara pribadi, saya pikir industri peternakan bulu secara global harus ditutup," tegasnya, seperti dimuat AFP pada Kamis (5/9).

Tim peneliti yang dipimpin Tiongkok mengurutkan materi genetik dari sampel paru-paru dan usus dari 461 hewan seperti cerpelai, kelinci, rubah, dan anjing rakun yang mati karena penyakit di seluruh negeri antara tahun 2021 dan 2024.

Sebagian besar berasal dari peternakan bulu, beberapa juga diternakkan untuk makanan atau obat tradisional, sementara sekitar 50 adalah hewan liar.

Tim mendeteksi 125 virus, termasuk 36 virus baru, menurut studi dalam jurnal Nature.

Disebutkan ada 39 virus yang memiliki risiko tinggi untuk berpindah antar spesies, termasuk ke manusia.

"Beberapa virus tersebut, seperti hepatitis E dan ensefalitis Jepang telah menyebar ke manusia, tetapi 13 di antaranya baru," kata studi tersebut.

Beberapa jenis flu burung juga terdeteksi pada marmut, cerpelai, dan muskrat.

Kemudian ada tujuh jenis virus corona juga ditemukan, meskipun tidak ada yang terkait erat dengan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.

Virus yang membuat Holmes khawatir adalah virus mirip kelelawar Pipistrellus HKU5 yang sebelumnya telah terdeteksi pada kelelawar tetapi ditemukan di paru-paru dua cerpelai yang diternakkan.

Virus ini merupakan kerabat dari virus corona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), yang dapat mematikan bagi manusia.

“Bahwa kita sekarang melihat bahwa virus ini berpindah dari kelelawar ke cerpelai yang diternakkan harus menjadi tanda peringatan,” kata Holmes, yang merupakan seorang profesor di Universitas Sydney.

“Virus ini perlu dipantau," tambahnya.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menyerukan peningkatan pengawasan terhadap hewan ternak berbulu, khususnya untuk cerpelai, anjing rakun, dan marmut, yang mencatat virus paling berisiko tinggi.

Denmark memusnahkan seluruh populasi cerpelai yang diternakkan karena kekhawatiran Covid-19 pada tahun 2020.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya