Sosialisasi dan diskusi bertajuk "Mengawal Pilkada Serentak: Peran Tokoh Adama Dalam Menjaga Harmonisasi Umat" di salah satu resto bilangan Ciputat Timur, Sabtu (31/8)/Ist
Polarisasi Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2024 tidak akan terjadi seperti Pilkada di Jakarta, terutama pada 2017 lalu.
Hal itu diungkapkan Konsultan Politik Indek Data Nasional Tafrichul Fuady Absa saat hadir menjadi narasumber sosialisasi dan diskusi bertajuk "Mengawal Pilkada Serentak: Peran Tokoh Adama Dalam Menjaga Harmonisasi Umat" di salah satu resto bilangan Ciputat Timur, Sabtu (31/8).
"Polarisasi di Tangsel tidak akan terjadi karena masyarakat Tangsel cerdas modern dan religius. Maka pilkada di DKI tidak akan terjadi di Tangsel," ujar Fuady.
Menurutnya, kenapa tokoh agama sangat penting karena ada pengaruh. Sebagai tokoh agama jangan mengadu adu domba dan mengelabui.
"Makanya bagi orang yang memiliki pengaruh berperan aktif," tegasnya.
Lanjut dia, Tangsel berpotensi melawan kotak kosong termasuk 40 wilayah lainnya sebelum ada putusan MK. Jika ingat Pilkada DKI putaran kedua Anies Baswedan menang menggunakan politisasi ulama.
Ia juga menjelaskan saat ini partisipasi pemilih sangat kecil karena anak muda menganggap Tempat Pemungutan Suara (TPS) seperti Tempat Pemakaman Umum (TPU). Maka harus ada hal yang menarik seperti di tempat-tempat yang asyik didatangi anak muda.
"Peserta demokrasi harus riang gembira dan riang tersenyum. Perlu juga ditempatkan di lokasi yang ramai dikunjungi anak-anak muda," imbuhnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Pamulang (Unpam) Dani Ramdani mengatakan peran tokoh jauh lebih penting daripada partai politik. Kendati demikian Pilkada Tangsel dipastikan akan damai dan kondusif.
"Tokoh agama sebagai mediator, menjadi wasit dan menjadi tokoh meredakan ketegangan konflik politik. Kami pastikan Pilkada Tangsel tetap kondusif," ucapnya.
Kepala Divisi Perencanaan Data Informasi KPU Kota Tangsel Widya Victoria menyampaikan masyarakat dan mahasiswa, dapat berperan. Pemilih milenial dan Gen Z tinggi. Totalnya 52 persen. Maka edukasi sangat penting.
"Kedatangan mahasiswa memberikan energi bagi KPU sebagai penyelenggara," kata Widya.
Tangsel punya pengalaman pilkada 2020 yang mana salah satu calonnya ada non Muslim yakni Rahayu Saraswati berpasangan dengan H. Muhamad.
Bukan hal baru dalam Pilkada tidak hanya agama Islam. Misalnya pada tahun 2020 Saraswati cukup kondusif. Artinya perbedaan secara religi tidak ada perbedaan. Artinya Pilkada tetap terjaga. Pilkada itu lokal dan biasanya egosentris lebih tinggi.