Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ground Mounted 100 MWp yang menjadi yang terbesar di Indonesia mulai beroperasi.
PLTS yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat itu sudah mulai beroperasi sejak Rabu (28/8).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan PLTS ground-mounted bukan hanya fasilitas pembangkit listrik, tetapi juga simbol sejarah baru dalam upaya transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
"Peresmian PLTS Ground-Mounted 100 MWp ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi surya," kata Jisman saat peresmian infrastruktur ketenagalistrikan dalam keterangan resmi Jumat (30/8).
Jisman menekankan bahwa pihaknya terus mendukung pembangunan infrastruktur pketenagalistrikan berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Hal ini bertujuan untuk menjamin kebutuhan tenaga listrik nasional dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar.
Apalagi, Indonesia, kata Jisman memiliki potensi energi surya mencapai 3.295 GW. Namun, baru dimanfaatkan sekitar 270 MW hingga saat ini.
Untuk itu, ia menegaskan pentingnya memanfaatkan potensi tersebut, karena Indonesia memiliki peluang menjadi pemimpin dalam transisi energi dalam tingkat regional hinggga global.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa proyek PLTS ini rampung hanya dalam waktu tujuh bulan, dengan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menuju Net Zero Emission.
"PLN tidak bisa sendiri dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan dalam memenuhi kebutuhan energi khususnya percepatan penggunaan energi hijau," ujar Darmawan.
Sementara Direktur Utama PT Aruna Hijau Power Adi Dharmanto selaku pengembang mengatakan dengan memanfaatkan potensi energi surya yang ada di Purwakarta ini, PLTS Ground-Mounted 100 MWp dengan 160 ribu panel PV dapat menghasilkan energi sebesar 150 GWh per tahun.
"Hal ini setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 118.725 ton CO2," kata Adi.