Berita

Diskusi publik bulanan dengan topik “Implementasi Energi Terbarukan pada Nelayan Kecil dan Tradisional di Indonesia” di Jakarta, Kamis (29/8)/Ist

Nusantara

Nelayan Sulit Mengakses BBM, Energi Terbarukan Jadi Opsi

JUMAT, 30 AGUSTUS 2024 | 05:40 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Energi terbarukan menjadi salah satu isu prioritas pemerintah dalam proses transisi energi yang ramah lingkungan. Pemanfaatan energi terbarukan juga sebagai salah satu upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim dan emisi karbon di Indonesia. 

Terkait itu, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) merespons isu ini dengan mengadakan diskusi publik bulanan dengan topik “Implementasi Energi Terbarukan pada Nelayan Kecil dan Tradisional di Indonesia” di Jakarta, Kamis (29/8).

Adanya perubahan iklim, penggunaan energi fosil yang merusak lingkungan serta ketidakpastian akses BBM subsidi bagi nelayan kecil menyebabkan opsi penggunaan energi terbarukan naik. 


Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan mengatakan Nelayan sejak lama telah mengalami kesulitan untuk mengakses BBM khususnya BBM subsidi. 

“Bahkan berdasarkan survei KNTI tahun 2021, sebanyak 82 persen nelayan kecil tidak dapat mengakses BBM subsidi. Padahal 70 persen biaya melaut adalah untuk pembelian bahan bakar,” ucap Dani.

“Penggunaan energi terbarukan di tiap usaha sektor perikanan menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah harus lebih tegas dalam menggalakkan transisi energi khususnya di sektor perikanan. Apalagi mayoritas nelayan masih belum paham dengan energi terbarukan,” tambahnya.

Pada forum yang sama, Urip Priyono selaku analis kebijakan, Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM menyebutkan bahwa saat ini, transisi energi ke energi terbarukan merupakan sebuah keharusan. 

“Kerja sama dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pengembangan sumber daya manusia, diperlukan untuk mencapai transisi energi yang adil dan memenuhi tujuan mitigasi perubahan iklim,” kata Urip.

Salah satu tantangan untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan adalah penolakan dari masyarakat setempat. 

Kevin Lieus dari New Energy Nexus Indonesia menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa perlu pengembangan kapasitas masyarakat dan pengenalan teknologi energi bersih karena seperti yang diketahui mayoritas nelayan belum paham dengan energi terbarukan.

“jangan anggap proses implementasi penggunaan energi bersih seperti lari sprint tetapi anggap seperti marathon yang lama. selain itu, diperlukan pendekatan yang tepat guna dan efektif, bukan semata-mata karena ini teknologi keren,” tambah Kevin.

Terlepas dari ketidaktahuan nelayan dengan energi terbarukan, mereka mulai belajar dan beradaptasi untuk melakukan efisiensi penggunaan BBM. 

Pengurus Harian KNTI, Widya Kartika mengatakan bahwa pihaknya telah mendorong anggotanya untuk memiliki peta penangkapan ikan sehingga secara berkala mereka dapat mengetahui perbandingan antara jarak lokasi tangkapan dengan konsumsi BBM. 

“Penggunaan fishing ground dapat menghemat penggunaan BBM,” tandas Widya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya