Berita

Representative Image/Pertamina

Bisnis

Ladang Minyak Libya Tutup, RI Terdampak?

RABU, 28 AGUSTUS 2024 | 14:05 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Indonesia saat ini tidak melakukan impor minyak mentah dari Libya.

Sehingga, keputusan pemerintah Libya timur yang menutup produksi dan ekspor minyak mentahnya diprediksi tidak akan terlalu berdampak pada pasokan minyak mentah Indonesia.

"Saat ini tidak ada impor minyak mentah dari Libya. Pertamina dahulu punya aset juga di Libya namun berhenti beroperasi saat terjadi konflik di negara tersebut," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, kepada RMOL pada Rabu (28/8).

Selain itu, kata Dadan, perusahaan energi swasta terbesar di Indonesia, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) belum lama ini juga telah melepas asetnya dari Libya imbas dari konflik politik berkepanjangan di negara itu,

"Medco juga baru divestasi dari kepemilikannya di aset migas di Libya baru baru ini," katanya.

Meski demikian, situasi konflik antara dua pemerintahan di Libya ini telah menyebabkan kenaikan harga minyak mentah dunia.

Menurut Dadan, hal tersebut juga dapat mempengaruhi peningkatan penerimaan negara dari penjualan minyak dan meningkatkan biaya penyediaan minyak.

"Pada gilirannya ini akan mempengaruhi peningkatan penerimaan negara dari penjualan minyak dan sebaliknya juga meningkatkan biaya penyediaan minyak karena sebagian crude masih impor," jelasnya.

Dadan menggarisbawahi saat ini harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) Juli 2024 berada pada level 82 Dolar AS per barel. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Juni sebesar 79,3 Dolar AS per barel. 

Selain itu, ICP dalam asumsi makro pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2025 juga diusulkan sebesar 82 Dolar AS per barel.

Sebagai informasi, ladang minyak Libya setiap harinya tercatat memproduksi 1,2 juta barel minyak per hari. Namun, akibat pertikaian internal negara itu, sejumlah ladang minyak di Libya terpaksa ditutup.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya