Berita

Tangkapan layar Faisal Basri dalam kanal Youtube INDEF/RMOL

Bisnis

Faisal Basri: Utang Negara Hanya Buat Hura-hura Jokowi

RABU, 28 AGUSTUS 2024 | 03:26 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Utang negara di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) amat mengkhawatirkan. Hal itu membuat pemerintahan baru ke depan memiliki warisan utang yang menghambat pembangunan ekonomi nasional.

Pengamat ekonomi Faisal Basri menuturkan, era Jokowi telah meningkatkan utang Indonesia 3,3 kali lipat sejak 2014.

“3,3 kali lipat ini terdahsyat setelah krisis. Cita-citanya untuk mengerek ekonomi tumbuh 7 persen, meroket. Tapi nyatanya sudah didoping dengan utang, sudah diwujudkan dalam bentuk infrastruktur dan sebagainya, tapi kok pertumbuhannya anteng-anteng aja di tingkat 5 persen,” ujar Faisal dikutip RMOL dari kanal Youtube INDEF, Rabu (28/8).

Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang pemerintah mencapai Rp8.262,10 triliun di akhir Maret 2024.

Faisal mengendus ada yang salah dalam kebijakan utang negara di pemerintahan Jokowi saat ini. Menurutnya, kondisi ini akan membuat Indonesia semakin terpuruk ke depan.

“Jadi betul ada yang salah, utang ini ke mana? Dan utang Jokowi ini digadang-gadang katanya kalau tidak utang, tidak ada pembangunan infrastruktur, (itu) tidak benar,” tegasnya.

Lanjut dia, APBN kita akhirnya sangat keteteran untuk membayar bunga utang.

“Mencapai rekor baru, bayar bunga (utang) pertama kali melampaui Rp500 triliun. Jadi R-APBN 2025 itu mengalahkan pos pengeluaran lainnya,” ungkap Faisal.

Ekonom senior ini mengurai pos pengeluaran terbesar negara, biasanya ada pada belanja pegawai, barang dan modal. Berikutnya baru infrastruktur.

“Jadi tidak benar kalau utang itu untuk infrastruktur, terbukti dari primary balance. Primary balance itu pendapatan negara dikurangi belanja di luar bayar bunga. Nah artinya kalau primary balance hanya sekali di era Jokowi positif di 2023, selebihnya minus terus, tekor. Artinya apa? Buat bayar bunga pun pemerintah harus berutang. Jadi sudah separah itu,” bebernya.

“Dan pembayaran bunga yang sudah mencapai puncak hanya untuk pertama kali setengah kuadriliun  untuk bayar bunga saja. Setengah kuadriliun itu mencapai 20,5 persen dari total penerima pengeluaran pemerintah pusat, sehingga ruang fiskalnya makin sempit,” tambah Faisal.

Faisal menegaskan seharusnya utang selama 10 tahun di era pemerintahan Jokowi sudah ada hasil yang dirasakan.

“Jadi memang utang ini digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak produktif, tidak meningkatkan produktivitas nasional, tidak meningkatkan inovasi, tidak meningkatkan industrialisasi, tidak meningkatkan kemandirian pangan. Nah ini jadi buat apa? Ya buat hura-hura Jokowi,” tandasnya.    

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya