Berita

Logo Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI)/Ist

Politik

Selamatkan Masa Depan Negeri, SKPI Serukan Darurat Demokrasi

KAMIS, 22 AGUSTUS 2024 | 21:19 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA


Sepenggal pesan Bung Karno yang menyebut ‘perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri’ menjadi refleksi dari keadaan bangsa Indonesia hari ini. Hal ini karena konstitusi dikangkangi oleh kelompok elit yang merasa negeri ini milik mereka.

Demikian pernyataan sikap yang disampaikan Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI) menyikapi dinamika politik yang terjadi berkaitan dengan UU Pilkada saat ini.


“Baru saja kita merayakan 79 tahun kemerdekaan, nyatanya kita masih dibelenggu oleh sekelompok anak negeri yang bermental penjajah. Mereka berteriak mengatasnamakan kepentingan rakyat ketika dipanggung, tapi kemudian membelakangi, mengkhianati, membunuh demokrasi secara perlahan,” kata Founder SKPI, Dr Faisal Mahrawa didapingi Syahrial Effendy, Fuad Ginting dan Muhammad Iqbal, di Medan, Kamis (22/8).

Dijelaskan, perilaku koruptif dengan membegal demokrasi semakin terang benderang. Dinasti semakin tak tahu malu dimana kepentingan ratusan juta rakyat Indonesia dianggap tidak lebih penting dari kepentingan seorang anak. 

“Dua puluh enam tahun reformasi tak berbekas. Peradaban bangsa kita mundur. Aroma orde baru terendus kencang satu dasawarsa terakhir. Manuver politik elit negeri kadang menghina akal sehat dan intelektual kita,” ungkapnya.

Karena itu, SKPI mengajak seluruh pemuda untuk bergerak melakukan perlawanan. Mengajak semua elemen masyarakat berdiri tegak melawan kesewenang-wenangan.

“Mari kita bersama-sama mengawal tegaknya pilar demokrasi. Kita jaga penyelenggaraan Pilkada Serentak agar berjalan dengan berintegritas dan berkepastian hukum. 
Jangan kita biarkan tatanan politik, hukum dan demokrasi kita dirusak. Ingat! Jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia,” ujarnya.


“Ayolah kita bergerak melawan. Melawan sesama anak negeri yang bermental penjajah. Melawan perilaku para elit yang tidak pernah hormat pada kita. Saatnya kita hentikan semua kebiasaan feodalisme. Kita ingatkan kepada semua, tanah air ini miliki kita bersama. Bukan milik istana,” demikian Faisal Mahrawa.

Populer

Bahlil Ketum Golkar Kalah Trending Azizah Andre Rosiade Selingkuh

Rabu, 21 Agustus 2024 | 00:00

Polemik Lepas Hijab, PGI Nusantara Bakal Geruduk BPIP

Senin, 19 Agustus 2024 | 22:13

Massa Geruduk Rumah Ketua BPIP Imbas Larangan Paskibraka Perempuan Pakai Jilbab

Senin, 19 Agustus 2024 | 17:20

Cak Imin Minta Kapolri Bubarkan Muktamar PKB Tandingan

Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:52

Bawaslu Buka Pendaftaran 1.984 Formasi CPNS

Jumat, 16 Agustus 2024 | 08:44

Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Ternyata Terima Dana Korupsi DJKA

Kamis, 15 Agustus 2024 | 11:21

MK Larang Kaesang Maju Pilkada, Umur Kurang 4 Bulan

Selasa, 20 Agustus 2024 | 15:43

UPDATE

Jokowi Gagal Wujudkan Stabilitas Politik

Jumat, 23 Agustus 2024 | 00:01

Hinaan Mahasiswa ke Bahlil Diamini Netizen

Jumat, 23 Agustus 2024 | 00:00

Menpora Dito Dihadang Demonstran di Senayan

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:49

Persembahan Kemerdekaan dari Probolinggo

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:40

Langkah Jokowi-KIM Plus Berbahaya, IHSG-Rupiah Lengser

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:34

ICMI Imbau Penyelenggara Negara Tegak Lurus Laksanakan Putusan MK

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:25

Bahlil Punya Kans Seperti Harmoko

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:10

Kanwil Kemenag Sumut Komitmen Optimalkan Dana Umat

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:03

Tolak Manipulasi UU Pilkada, Mahasiswa Blokade Jalan Utama Majalengka

Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:01

KPU Akhirnya Komitmen Jalani Putusan MK Soal Syarat Usia Cakada dan Threshold

Kamis, 22 Agustus 2024 | 22:47

Selengkapnya