Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia/RMOL
Kualitas sumber daya manusia (SDM) akan menjadi faktor penentu dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju, terutama dengan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030, di mana 68 persen penduduk berada dalam usia produktif.
Namun, ia juga mengingatkan tanpa SDM berkualitas tinggi dan regulasi ketenagakerjaan yang baik, bonus demografi ini bisa berubah menjadi beban.
"Saat ini tantangan terbesar Indonesia adalah penciptaan lapangan kerja. Setiap tahun kita harus menciptakan 3 juta lapangan kerja baru," ujar Shinta dalam pemaparannya di acara Global Human Capital (GHC) Summit 2024, Selasa (20/8).
Namun, ia mencatat adanya penurunan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini.
"Dulu investasi Rp1 triliun bisa menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja, sekarang hanya sekitar 1.000. Ini menunjukkan adanya pergeseran dari sektor padat karya ke sektor padat modal, yang berdampak pada lapangan kerja,” katanya, di Hotel Pullman, Jakarta.
Untuk itu, Ketua Apindo itu menekankan penciptaan lapangan kerja baru, termasuk melalui pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) penting dilakukan dan tidak hanya fokus pada keselarasan antara pendidikan dan kebutuhan industri (link and match).
Langkah ini, kata Shinta penting untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh, sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan pada tahun 2045.
"Kami di Apindo memiliki peta jalan untuk Indonesia Emas, dan kami akan terus mendorong penciptaan lapangan kerja dan pengembangan SDM sebagai langkah utama menuju visi tersebut," pungkasnya.