Berita

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) menggelar aksi damai di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat/Ist

Politik

ARI-BP Tak Berhenti Berjihad untuk Kemerdekaan Palestina

MINGGU, 18 AGUSTUS 2024 | 12:52 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) yang kerap menggelar aksi damai menyuarakan kebebasan Palestina dari Zionis Israel merupakan bagian dari aksi jihad.

Hal itu disampaikan Ketua Komite Pengarah ARI-BP Prof Din Syamsudin saat menggelar aksi damai di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Minggu pagi (18/8).


“Bahwa apa yang kita lakukan ini dalam bahasa agama Islam, mohon maaf tokoh-tokoh agama Buddha, agama Konghuchu, agama Kristiani yang hadir, dalam bahasa agama Islam apa yang kita lakukan ini adalah jihad fi sabilillah,” kata Prof Din.

“Bahwa apa yang kita lakukan ini dalam bahasa agama Islam, mohon maaf tokoh-tokoh agama Buddha, agama Konghuchu, agama Kristiani yang hadir, dalam bahasa agama Islam apa yang kita lakukan ini adalah jihad fi sabilillah,” kata Prof Din.

Prof Din menegaskan, pihaknya akan terus melakukan aksi menyuarakan kemerdekaan rakyat Palestina di mata publik. 

Selama Palestina belum merdeka, lanjut dia, ARI-BP tidak akan pernah berhenti melakukan aksi dan gerakan untuk mengajak masyarakat agar ikut membela Palestina.

“Jika ada yang bertanya sampai kapan ARI-BP akan menyuarakan kebebasan Palestina, kami tekankan bahwa kami tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah lelah untuk mengajak masyarakat agar membela Palestina dari Zionis Israel,” kata Prof Din.

Dia menambahkan, saat ini tragedi kemanusiaan dan penjajahan masih berlanjut di Palestina, bahkan agresi militer Israel terus menyasar anak-anak dan kaum perempuan.

Karena itu, atas dasar amanah pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki kewajiban untuk ikut menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi.

“Karena aksi ini bersifat long march, sebuah perjalanan panjang jadi jaga stamina dan kesehatan,” kata Prof Din.





Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya