Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ekonomi China Melemah, Pendapatan Alibaba Ikut Keok

JUMAT, 16 AGUSTUS 2024 | 13:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketatnya persaingan, tersendatnya pemulihan ekonomi di Tiongkok, ditambah lemahnya pasar properti ikut melemahkan kepercayaan konsumen dan daya beli sehingga berdampak buruk pada perusahaan-perusahaan global.

Hal ini ikut mempengaruhi laporan pendapatan raksasa e-commerce Alibaba Group Holding yang meleset dari ekspektasi pasar untuk kuartal pertama pada Kamis (15/8).

Dikutip dari Reuters, Jumat (16/8), Alibaba melaporkan pendapatan sebesar 243,24 miliar yuan (33,98 miliar Dolar AS) untuk kuartal yang berakhir 30 Juni. Ini meleset dari perkiraan awal rata-rata analis sebesar 249,05 miliar Yuan, menurut data LSEG.

Pendapatan cabang e-commerce domestik perusahaan tersebut turun 1 persen bahkan ketika jumlah pembeli dan frekuensi pembelian mereka meningkatkan pertumbuhan pesanan sebesar dua digit.

Selain menurunnya angka konsumen, Alibaba juga sedang bergulat dengan para pesaingnya termasuk JD.com dan platform ritel yang berfokus pada diskon seperti PDD Holdings, Pinduoduo dan Douyin milik ByteDance.

Demi menarik pembeli, e-commerce Tiongkok bahkan harus melakukan diskon besar-besaran dan promosi sehingga menekan margin di sektor ritel.

“Kemerosotan belanja di Tiongkok adalah nyata. Konsumen berbelanja lebih sedikit, menurunkan tingkat pembelian dan menjadi lebih rasional,” kata analis M Science, Vinci Zhang.

"Jadi memasuki paruh kedua tahun ini, Alibaba dan JD.com kemungkinan akan terus menghadapi tantangan," ujarnya.

Saham Alibaba yang terdaftar di AS, yang melampaui perkiraan pasar untuk laba kuartalnya, membalikkan kerugian sebelumnya dengan naik sekitar 2 persen pada awal perdagangan pada hari Kamis.

Para eksekutif Alibaba menyatakan bahwa peningkatan pembelian dan pengenalan alat-alat baru untuk pedagang akan meningkatkan pendapatan iklan dan manajemen pelanggan ke platform di masa depan.

Populer

Cak Imin Minta Kapolri Bubarkan Muktamar PKB Tandingan

Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:52

Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Ternyata Terima Dana Korupsi DJKA

Kamis, 15 Agustus 2024 | 11:21

KPK Dapat Petunjuk Dugaan Suap PAW PDIP dari Buku Hasto

Kamis, 08 Agustus 2024 | 19:35

BHS Kritisi Usul Muhadjir soal Opsi Nasi Jagung di Program Makan Gratis

Rabu, 07 Agustus 2024 | 02:44

Pengamat: Intervensi Kekuasaan Penyebab Airlangga Mundur

Minggu, 11 Agustus 2024 | 19:13

BPIP Perlu Jelaskan Paskibraka Wajib Lepas Hijab

Rabu, 14 Agustus 2024 | 13:49

PKS Harus Ikhlas Terima PDIP Bergabung Usung Anies

Senin, 12 Agustus 2024 | 08:18

UPDATE

Bahlil Belum Tahu Siapa Ketum Golkar Baru

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:55

Cak Imin Minta Komisi II DPR Turun Tangan Telusuri Pencatutan KTP

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:51

Kuasa Hukum Pastikan PT GMI Punya Legalitas Kepemilikan Lahan SMAK Dago

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:48

Pakistan Jadi Negara Asia Pertama yang Laporan Kasus Mpox

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:42

Rusia: Serangan di Kursk Bisa Ciptakan Perang Dunia Ketiga

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:26

Sudah Ada Tersangka, KPK Sidik Dugaan Korupsi Baru di Badan Karantina Pertanian

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:15

KPK Lantik 12 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

Jumat, 16 Agustus 2024 | 17:09

Polemik Calon Independen, Gerindra Minta Masyarakat Hargai Kerja KPU

Jumat, 16 Agustus 2024 | 16:46

Bawaslu Giat Kesiapsiagaan Pilkada 2024 di Daerah Terluar

Jumat, 16 Agustus 2024 | 16:35

Ketua Komisi I Ingatkan BPIP Soal Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 16 Agustus 2024 | 16:33

Selengkapnya